Industri Pengolahan Rumput Laut Mau Jadi PSN, Kemenperin Ungkap Tantangannya

25 Juni 2024 15:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja memanen rumput laut jenis Glacilaria Sp di areal tambak desa Brondong, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (13/9/2020). Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memanen rumput laut jenis Glacilaria Sp di areal tambak desa Brondong, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (13/9/2020). Foto: Dedhez Anggara/Antara Foto
ADVERTISEMENT
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membeberkan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam mengembangkan industri pengolahan rumput laut. Sebelumnya program hilirisasi rumput laut ini disebut akan masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) di masa kepemimpinan Prabowo-Gibran.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika, mengatakan salah satu pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah dalam hilirisasi rumput laut adalah kepastian penyediaan bahan baku bagi industri.
"Memang kita masih memiliki PR yang sangat rumit, untuk bagaimana menyediakan kepastian atau bahan baku bagi industri," kata Putu di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (25/6).
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika di Kantor Kemenperin, Jakarta, Selasa (25/6/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Putu menjelaskan, saat ini produsen produk turunan rumput laut masih kesulitan mendapatkan bahan baku dengan harga yang kompetitif.
"Harga bahan baku ini masih berfluktuasi, pertama karena musim, karena ada musim-musim tertentu di mana seaweed itu tidak produktif seperti musim lainnya," jelas Putu.
Di saat yang bersamaan, Putu melihat Kemenperin juga memiliki PR untuk memperbaiki tata kelola industri pengolahan rumput laut. Saat ini, ekspor produk olahan rumput laut baru 33,39 persen, sisanya merupakan ekspor rumput laut kering.
ADVERTISEMENT
Sedangkan dari sisi produktivitas, dia mengeklaim Indonesia memproduksi 10,7 juta ton rumput laut basah sepanjang 2023, sebesar 77 persen dimanfaatkan untuk industri makanan dan minuman, sedangkan 23 persen lainnya digunakan untuk untuk farmasi, kosmetik, dan lainnya.
"Industri ini perlu lebih adaptif terhadap perubahan dan perkembangan pasar," imbuh Putu.
Adapun kebijakan yang diteken oleh Kemenperin untuk mendorong hilirisasi rumput laut meliputi diversifikasi produk olahan rumput laut, mendorong kerja sama antara industri pengolahan rumput laut dengan industri pengguna, mendorong program sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan program restrukturisasi mesin atau peralatan bagi industri pengolahan rumput laut.
Sebelumnya, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memastikan, rencana hilirisasi rumput laut menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) di era Presiden terpilih Prabowo Subianto.
ADVERTISEMENT
Luhut mengatakan, hilirisasi rumput laut nantinya akan menciptakan lapangan kerja sebanyak 1 juta orang. Ia menganggap hilirisasi ini nantinya berdampak pada ekonomi Indonesia.
“(Apakah PSN hilirisasi rumput laut di era Prabowo?) Gampang itu nanti kita dampingin, ya strategis lah, kan menciptakan lapangan kerja jutaan gitu ya,” ujar Luhut saat ditemui usai seminar di Hotel Merusaka Nusa Dua Bali, Rabu (22/5).
Luhut juga menyinggung ekspor rumput laut nantinya pada tahun 2030 akan menghasilkan USD 19 miliar. Rumput laut akan ditanam sebanyak 600.000 hektare di NTB.