Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Inflasi November 2024 Diproyeksi Meningkat Imbas Kenaikan Harga Bawang Merah
2 Desember 2024 8:54 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Ekonomi Bank Permata, Josua Pardede, memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) menunjukkan inflasi bulanan sebesar 0,30 persen secara bulanan (month to month/mom), naik dari 0,08 persen mom pada Oktober 2024.
Josua mengatakan, kenaikan tersebut sebagian besar disebabkan oleh lonjakan permintaan musiman menjelang liburan Natal dan Tahun Baru.
“Seiring dengan berkurangnya dampak musim panen, harga-harga pangan secara umum meningkat. Indeks harga bergejolak, yang mencakup komoditas pangan, diperkirakan mencatat inflasi 0,95 persen mom, jauh lebih tinggi dibandingkan -0,11 persen mom pada bulan sebelumnya,” kata Josua kepada kumparan, Senin (2/12).
Josua menyebut, inflasi pangan terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga bawang merah , daging ayam, dan minyak goreng.
Selain itu, indeks harga yang diatur pemerintah diperkirakan berbalik mencatat inflasi sebesar 0,12 persen mom, setelah mengalami deflasi 0,25 persen mom pada Oktober 2024. Faktor utama pendorongnya adalah kenaikan harga bahan bakar non-subsidi.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, inflasi inti diperkirakan relatif stabil pada 0,20 persen mom, sedikit turun dari 0,22 persen mom di bulan sebelumnya.
“Pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan harga emas turut berkontribusi pada inflasi inti, meskipun permintaan musiman tetap menjadi pendorong utama,” ungkapnya.
Secara kumulatif, inflasi dari Januari hingga November 2024 diproyeksikan mencapai 1,12 persen ytd, lebih rendah dibandingkan 2,35 persen ytd pada periode yang sama tahun lalu. Tingkat inflasi tahunan juga diperkirakan menurun menjadi 1,55 persen yoy pada November, mendekati batas bawah target Bank Indonesia sebesar 1,5 persen.
Sebaliknya, inflasi inti tahunan diperkirakan naik tipis menjadi 2,26 persen yoy dari 2,21 persen yoy pada Oktober.
Josua optimistis inflasi tetap terkendali hingga akhir tahun 2024, diperkirakan berada di bawah 2 persen. “Kami memproyeksikan inflasi 2024 berkisar antara 1,7 persen hingga 2,0 persen, jauh lebih rendah dibandingkan 2,81 persen pada tahun 2023,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, tren inflasi yang lebih rendah ini, dapat memberikan ruang bagi Bank Indonesia untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga jika sejalan dengan kebijakan moneter The Fed.
Untuk tahun 2025, inflasi diperkirakan meningkat menjadi sekitar 3,12 persen. Namun tetap dalam kisaran target Bank Indonesia.
“Kenaikan ini dipengaruhi oleh kebijakan fiskal, seperti pemberlakuan cukai minuman berpemanis dan peningkatan tarif PPN, serta efek basis rendah pada 2024,” ungkap Josua.
Ketegangan geopolitik dan harga energi global yang fluktuatif dipandang sebagai risiko tambahan, tetapi potensi penurunan permintaan global dapat menjadi penyeimbang.
“Secara keseluruhan, inflasi akan tetap berada dalam kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5 persen hingga 3,5 persen, baik pada 2024 maupun 2025,” pungkasnya.