Ingin Tata Kawasan Monas, Erick Thohir Tegaskan Bukan Jual-jual Aset

18 September 2024 19:48 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kereta wisata melintas di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (6/8/2024). Foto: Muhammad Ramdan/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kereta wisata melintas di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (6/8/2024). Foto: Muhammad Ramdan/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan niatnya untuk menata aset BUMN di kawasan Monumen Nasional (Monas) setelah perpindahan ibu kota menjadi IKN. Rencana tersebut bukan berarti menjual aset Kementerian BUMN.
ADVERTISEMENT
Erick mengatakan, aset BUMN akan banyak kosong saat ibu kota dipindah ke IKN. Termasuk gedung Kementerian BUMN yang berada di selatan Monas. Dia bermaksud memanfaatkan aset tersebut dengan menggandeng investor untuk bekerja sama.
Dia mencontohkan model kerja sama yang dilakukan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sanur, Bali. “Kawasan itu jadi sebuah center yang baru, bukan jual-jualan aset. Kita mengoptimalkan kerja sama, seperti kita (aset BUMN) di Sanur (Bali), nggak jual aset, gedung hotelnya dibangun, rumah sakitnya diinvest, ada klinik dari Korea, dari itu,” kata Erick saat ditemui di Mandiri Digital Tower, Jakarta Barat, Rabu (18/9).
Sebab setelah pindahnya pemerintahan ke IKN, aset-aset BUMN di sekitar Monas tetap membutuhkan biaya perawatan. Sehingga menurut dia, akan lebih efisien jika pihaknya menggaet investor untuk bekerja sama memanfaatkan aset-aset tersebut.
ADVERTISEMENT
“Artinya dengan kita akan pindah ke IKN, kan gedung-gedung ini kosong. Terus kalau Bank Mandiri punya aset, BUMN punya, ngapain bayar listrik di dua tempat, perawatan di dua tempat, kan mubazir. Nah karena itu aset-aset ini (di sekitar Monas) kita buka untuk kerja sama,” terang Erick.
“Contoh sekarang sudah Islamic Financial Center di situ ada Danareksa, yang mengisi bukan Danareksa, (tapi) perusahaan privat sektor, ada perusahaan macam-macam. BSI sebagai syariah, jadi nanti kompleks itu menjadi kompleks syariah yang bisa juga mendorong pertumbuhan ekonomi syariah,” tutup Erick.
Sebelumnya, Erick mengatakan, wacana penataan ulang kawasan Monas telah didiskusikan dengan Plt Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono. Dia menyebut ada 20 aset BUMN di kawasan tersebut, namun beberapa di antaranya terbengkalai.
ADVERTISEMENT
Erick mengatakan penataan ulang kawasan Monas ini selain untuk memaksimalkan aset BUMN, namun juga untuk menciptakan Jakarta sebagai pusat kota baru setelah ada IKN.
"Sehingga kami sendiri yang 20 aset ini bisa kita maksimalkan kembali, dan tentu ini menjadi bagian juga pertumbuhan tentu kota Jakarta ke depan sebagai city center baru," jelasnya.
Adapun salah satu rencana penataan ulang kawasan Monas dimulai dengan peresmian Indonesia Islamic Financial Center yang akan dipusatkan pada Menara Danareksa dan Gedung Bank Syariah Indonesia (BSI) yang saat ini masih dalam proses konstruksi.
Erick mengatakan, Menara Danareksa yang lebih dulu rampung isinya sudah tersewa 95 persen, sementara Gedung BSI sudah tersewa 100 persen. Total investasi keduanya mencapai Rp 2 triliun.
ADVERTISEMENT