Ini Faktor Pengeluaran Membengkak Selama Ramadhan dan Tips Kelola Keuangannya

25 April 2022 20:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Pengeluaran THR. Foto: Rizki Ardandhitya Dwi Krisnanda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengeluaran THR. Foto: Rizki Ardandhitya Dwi Krisnanda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat menjalankan ibadah puasa, umat muslim hanya makan ketika sahur dan berbuka. Frekuensi makan yang berkurang justru berbanding terbalik dengan pengeluaran yang membengkak ketika bulan Ramadhan.
ADVERTISEMENT
Financial Planning Coach Emtrade Aulia Akbar menyebut,, salah satu faktor yang mengakibatkan pengeluaran boncos adalah ajakan bukber (buka bersama) dari teman-teman.
"Saat ini restoran sudah buka, mall segitu padatnya, ada reuni SMP, SMA, atau kantor lama. Kegiatan ini sudah pasti menguras biaya, ditambah PPN sudah naik," pungkas Akbar dalam acara 'Tanya DANA: Keuangan Aman Pasca Ramadhan', Senin (25/4).
Akbar melanjutkan, faktor kedua yang membuat pengeluaran membengkak adalah kegiatan mudik, dan belanja keperluan yang sebetulnya tidak penting.
"Kedua, ada yang mudik, sama kayak traveling yaitu ada biaya transportasi, akomodasi, bagi-bagi THR, dan pastinya Lebaran identik baju baru atau belanja," kata Akbar.
Akbar menuturkan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh IPRICE, masyarakat Indonesia menghabiskan uangnya untuk membeli kaftan ketika bulan Ramadhan hingga menjelang Lebaran. 45 persen dari mereka, rela mengeluarkan uang sebesar Rp 500 ribu hingga Rp 1,9 juta.
ADVERTISEMENT
"Bayangkan luar biasa konsumsi di Ramadhan, termasuk hampers. Ini pengeluaran tidak terduga yang harus diwaspadai," pungkasnya.
Tips Pengeluaran
Ilustrasi Prinsip Keuangan. Foto: Shutterstock
Akbar membagi pengeluaran menjadi 3 jenis. Pertama, pengeluaran wajib. Menurut Akbar pengeluaran wajib adalah pengeluaran yang harus dibayar, kalau tidak, akan berujung sanksi, contohnya pajak, utang, uang sekolah, hingga sedekah.
"Kedua, pengeluaran butuh. Ini nggak bisa dihilangkan walaupun bisa ditekan atau dikurangi, tapi akibatnya kualitas hidup juga bisa menurun dari biasanya. Contohnya makan, tempat tinggal, pakaian, internet," terangnya.
Pengeluaran yang terakhir adalah pengeluaran ingin. Menurut Akbar, pengeluaran jenis ini bisa ditekan dan dihilangkan. Contohnya travelling, makan-makan di restoran, belanja barang branded, hingga langganan aplikasi hiburan.
"Ketika kita melakukan sesuatu yang menjadi keinginan kita, itu memang harus dilakukan secara matang. The short-term decision yang kita buat bisa attack long-term decision buat tanggungan kita," tegas Aulia Akbar.
ADVERTISEMENT
*****
Ikuti giveaway kumparanBISNIS dan dapatkan hadiah saldo digital total Rp 1,5 Juta, klik di sini. Kegiatan giveaway ini terbatas waktunya, ayo segera gabung!