INKA Curhat Lesunya Produksi Kereta Api: Usia Mesin Tua, Pabrik Over Kapasitas

9 Juli 2024 18:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melihat Kereta Rel Listrik (KRL) yang dimodifikasi menjadi Kereta Medik Darurat di PT INKA (Persero) Madiun, Jawa Timur, Kamis (21/1). Foto: Siswowidodo/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melihat Kereta Rel Listrik (KRL) yang dimodifikasi menjadi Kereta Medik Darurat di PT INKA (Persero) Madiun, Jawa Timur, Kamis (21/1). Foto: Siswowidodo/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA mengungkapkan beberapa alasan produksi kereta api tidak maksimal, termasuk untuk kebutuhan KRL Jabodetabek yang dipesan PT KAI (Persero).
ADVERTISEMENT
Direktur Utama INKA, Eko Purwanto, mengatakan perusahaan mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 976 miliar di tahun 2025, untuk penambahan kapasitas produksi sarana kereta api dalam negeri.
Mendesaknya pemberian PMN untuk INKA, kata Eko, yaitu dilandaskan peningkatan kebutuhan angkutan kereta, termasuk KRL Jabodetabek, sangat masif hingga 2040.
Selain itu, PMN tersebut juga akan digunakan bagi INKA bisa menangkap peluang pasar dan rantai pasok kereta penggerak yang belum bisa dipenuhi oleh pabrik di Madiun yang masih sangat minim.
"Kapasitas INKA saat ini sebelum ada PMN untuk kereta penggerak hanya di pabrik Madiun sebanyak 40 car per tahun," ungkap Eko saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, Selasa (9/7).
Dengan PMN tahun 2024 yang sudah disetujui Rp 965 miliar dan tahun 2025 sebesar Rp 976 miliar, INKA menargetkan kapasitas pabrik bisa mencapai 320 car per tahun untuk memenuhi kebutuhan armada KAI Group.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Eko mengungkapkan lesunya produktivitas INKA yaitu disebabkan penuhnya kapasitas pabrik Madiun seluas 22 hektare dengan pesanan KAI dan mesin-mesin yang mayoritas tua.
Direktur Utama INKA, Eko Purwanto. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Rinciannya, 448 mesin atau 35 persen berusia 26-50 tahun, 442 mesin atau 35 persen berusia 1-10 tahun, 341 atau 27 persen berusia 11-25 tahun, dan 32 mesin atau 3 persen berusia di atas 51 tahun.
"Mesin-mesin yang kami gunakan untuk produksi, 40 persen usianya di atas 25 tahun dan ada beberapa mesin sudah di atas 50 tahun," jelas Eko.
Dengan PMN tersebut, lanjut dia, INKA juga berencana menyelesaikan pembangunan pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur. Dia berharap pabrik tersebut rampung di semester II 2025.
"Dengan pengembangan produk baru dan potensi pasar terlimitasi oleh kondisi peralatan produksi, kami sudah mulai terjadi inefisiensi untuk operasionalnya," pungkas Eko.
ADVERTISEMENT
Adapun imbas terbatasnya produksi, INKA belum bisa memenuhi secara maksimal pesanan KRL Jabodetabek yang dipesan KAI. INKA baru akan mengirimkan 12 trainset baru, dari total 16 trainset, di semester II 2025. Sebanyak 4 trainset sisanya baru aka selesai 2026, dan 8 trainset di 2027.
Selain itu, INKA juga hanya bisa memenuhi 2 peremajaan atau retrofit trainset KRL, dari kesepakatan sebanyak 19 trainset di semester II 2025. Dengan kekurangan tersebut, KCI akan menambah impor KRL dari China sebanyak 8 trainset.