news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Inklusi Keuangan Syariah di RI Rendah, Begini Kata Bos CIMB Niaga Syariah

26 Agustus 2022 15:18 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara. Foto: Akbar Maulana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara. Foto: Akbar Maulana/kumparan
ADVERTISEMENT
CIMB Niaga Syariah mencatat inklusi keuangan syariah di Indonesia masih rendah. Data hingga tahun 2019, inklusi keuangan di Indonesia hanya 11,1 persen, hanya naik 2 persen dari tahun 2016.
ADVERTISEMENT
Direktur Syariah Banking CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara, mengatakan bahwa perlu ada pemahaman kepada masyarakat awam bahwa keuangan syariah tidak ada batasan koridor agama.
"Tentu harus kita jelaskan bahwa ini tidak ada kaitannya dengan agama. Kedua, produknya harus bagus. Kalau produk jelek pasti enggak mau. Nasabah financing CIMB niaga syariah, untuk consummer itu kebanyakan non muslim. Itu consummer, bukan korporasi dan sebagainya," kata Pandji dalam Media Training & Outing yang diselenggarakan CIMB Niaga Syariah di Denpasar, Jumat (26/8).
Pandji melihat upaya penyampaian hal tersebut kepada masyarakat awam masih belum optimal. Meski begitu dia menilai kondisi saat ini masih lebih berkembang dari 6 tahun lalu ketika ia baru berkecimpung di keuangan syariah.
ADVERTISEMENT

Strategi CIMB Syariah Literasi Masyarakat

Pandji melanjutkan, strategi CIMB Niaga Syariah dalam menggaungkan keuangan syariah ini dimulai dari internal. Dia menyebut, langkah pertama adalah memastikan 400 staff di CIMB Niaga Syariah paham akan keuangan syariah.
"Kalau consummer kita ajarkannya lebih kepada komunitasnya. 6 tahun yang lalu, saya pernah tawarkan satu komunitas muslim terbesar, yang mereka tanya 'ada undiannya gak?' Kan susah," kata Pandji.
Peningkatan literasi ini penting karena Indonesia memiliki potensi keuangan syariah yang besar. CIMB Niaga Syariah mencatat, Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar memiliki potensi industri halal Rp 4.375 triliun. Dari angka itu, Rp 1.438 triliun dimiliki dari sektor aset keuangan syariah.
Media Training & Outing yang diselenggarakan CIMB Niaga Syariah di Denpasar, Kamis (25/8/2022). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Regulasi Pemerintah Kurang Mendukung
Pandji melihat bahwa regulasi dari pemerintah untuk mendorong ekosistem keuangan syariah di Indonesia belum optimal. Dia memberikan contoh yang bisa diterapkan, namun belum ada regulasinya.
ADVERTISEMENT
"Misal bantu insentif kepada industri dari sisi tax, dari sisi misal perkembangan syariah bisa enggak masuk undang-undang, kita kan sekarang ada P2Sk, boleh enggak masuk P2SK bahwa perkembangan perbankan syariah harus dimasukkan ke undang-undang," katanya.
Dari data yang Pandji paparkan, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar, unit usaha syariah (UUS) Indonesia tidak masuk dalam 5 besar dunia. Urutan kelima dunia justru ditempati Malaysia dengan total aset mencapai USD 0,84 miliar.