Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Inovasi Jago Coffee Hadirkan Kopi ala Cafe ke Rumah-rumah
27 Oktober 2021 18:53 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM ) dituntut untuk mengimbangi tren digitalisasi agar bisa eksis dalam jangka waktu yang lama. Hal ini pun dilakukan oleh Yoshua Tanu ketika mengembangkan usaha Jago Coffee .
ADVERTISEMENT
"Saya memulai Jago Coffee karena melihat progres industri ini sangat cepat, dan bagaimana kita bisa memiliki competitive edge terhadap kompetitor kami di industri kopi, itu yang harus kita benar-benar pikirkan," katanya dalam acara Festival UMKM kumparan, Rabu (27/10).
Sebagai CEO Jago Coffee, Yoshua mengaku beruntung karena sudah ada di industri kafe selama 10 tahun, sehingga banyak hal yang bisa dia pelajari untuk bisa membangun konsep baru untuk perusahaannya. Menurutnya, ada tiga kesalahan yang kerap timbul dalam industri kafe retail.
"Pertama, memerlukan biaya yang tinggi untuk membuka kafe, tidak hanya biaya awal tapi juga biaya dari bulan ke bulannya atau overhead dan fixed cost. Keduanya harus dipertahankan," jelasnya.
Selanjutnya, industri kafe membutuhkan lokasi premium dengan densitas tinggi foot traffic. Untuk mencari lokasi yang bagus di Indonesia, para pelaku usaha harus berkompetisi dengan brand-brand lain yang mungkin sudah lebih besar. Harganya akan sangat mahal pula.
"Lalu brand connection melemah dalam budaya delivery sekarang, pihak brand tidak berinteraksi langsung tapi melalui pihak ketiga seperti delivery platform. Dari sisi kualitas produk juga berkurang, misalnya pesan kopi panas tapi pas datang sudah tidak panas, atau es kopi tapi esnya sudah lumer membuat customer experience yang lemah," ujar Yoshua.
ADVERTISEMENT
Dari berbagai permasalahan tersebut, Yoshua membangun model retail baru yang lebih berkelanjutan dan bisa memberikan experience baru bagi konsumen melalui Jago Coffee, yaitu dengan sistem cafe on-wheels.
Dengan model retail baru, Yoshua bisa membangun kafe dengan biaya yang sangat rendah dan semua pelaku UMKM indonesia mampu membuka kafe tersebut. Tidak hanya biaya awal rendah, tapi overhead cost juga menjadi sangat rendah.
"Dengan konsep cafe on-wheels dan on-demand ini, kami tidak ketergantungan dengan lokasi atau food traffic untuk bisa mendapatkan pelanggan. Kami lebih mementingkan mendatangi pelanggan di mana pun dan kapan pun. Kami juga menyajikan kopi yang fresh dari owner Jago cart kepada pelanggan," tuturnya.
Pandemi memunculkan pola kebiasaan baru, di mana masyarakat lebih banyak bekerja dari rumah dan menggunakan dunia digital untuk memenuhi kebutuhan harian termasuk dalam mengonsumsi kopi. Inilah yang dimanfaatkan oleh Yoshua.
ADVERTISEMENT
"Saluran digital penting untuk Jago Coffee, kami dapat berangkat ke konsumen dengan lebih mudah dengan digital presence, daripada harus mendatangi rumah satu-satu," terangnya.
Selain itu, Yoshua juga mengatakan melalui digitalisasi, Jago Coffee dapat memberikan kenyamanan bagi pelanggannya dengan adanya fitur pemesanan lewat digital, sehingga konsumen menjadi lebih mudah untuk memesan dan mengetahui informasi tentang brand.
Terakhir, digitalisasi yang dilakukan oleh Jago Coffee adalah dalam sistem pembayaran yang sudah full digital. Hal tersebut membuat pelanggan tidak usah menyiapkan cash ketika membeli produk, serta untuk meminimalisasi penyebaran Covid-19 melalui money movement.
(Fariza Ananda)
***
Jangan lewatkan informasi seputar Festival UMKM 2021 kumparan dengan mengakses laman festivalumkm.com . Di sini kamu bisa mengakses informasi terkait rangkaian kemeriahan Festival UMKM 2021 kumparan, yang tentunya berguna bagi para calon dan pelaku UMKM.
ADVERTISEMENT