Intip Kinerja PayTren AM yang Mau Dijual Yusuf Mansur

21 Maret 2022 8:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PayTren  Foto: http://www.paytrenfitur.com
zoom-in-whitePerbesar
PayTren Foto: http://www.paytrenfitur.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepak terjang Ustaz Yusuf Mansur dalam dunia pasar modal kerap menuai banyak kontroversi. Kabar terbaru, salah satu perusahaan investasinya, PT PayTren Aset Manajemen (PAM) mengumumkan rencana menjual 100 persen saham perseroan kepada investor baru.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama Paytren Ayu Widuri menyebut, sudah ada calon investor yang bersedia membeli saham PayTren. "Insyaallah sudah ada. Calon pembeli belum bisa diinfokan karena saat ini masih dalam proses perizinan,” ungkapnya kepada kumparan, Minggu (20/3).
Bagaimana kinerja PayTren Asset Manajemen saat ini?
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), PayTren Asset Manajemen (PAM) sudah pasar modal syariah Indonesia sejak 24 Oktober 2017.
Dengan pemegang saham mayoritas dipegang Yusuf Mansur sendiri sebesar 94 persen dan Deddi Nordiawan 6 persen.
PayTren memiliki modal dasar Rp 25 miliar dan modal disetor Rp 17,65 miliar. Awalnya, PayTren memiliki tiga produksi reksa dana yang ditawarkan yakni, PAM Syariah Saham Dana Falah (reksa dana saham), PAM Syariah Likuid Dana Safia (reksa dana pasar uang), dan PAM Syariah Campuran Dana Daqu (reksadana campuran).
Yusuf Mansur di Polrestabes Surabaya. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Namun, kini hanya tersisa satu yang aktif diperdagangkan yakni, PAM Syariah Likuid Dana Safia (reksa dana pasar uang). Sementara dua lainnya, telah dilikuidasi OJK karena dana kelolanya berada di bawah batas minimal yang dipersyaratkan.
ADVERTISEMENT
Kinerja Reksa Dana PAM Syariah Likuid Dana Safia (reksa dana pasar uang) pun tidak terlalu moncer. Terlihat dari total dana kelolaan (AUM) PayTren menyusut menjadi hanya Rp 1,61 miliar.
Padahal di Desember 2021, total AUM PayTren mencapai Rp 13,08 miliar. Bahkan, di Desember 2019, total AUM PayTren mencapai Rp 32,86 miliar.
Meski terjadi penyusutan kinerja, PayTren masih optimistis bisa menggaet investor. Hadirnya investor baru ini pun dinilai bisa mencapai visi dan misi PayTren, salah satunya menjadi manajemen aset syariah pertama di Indonesia.