Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Investasi Hilirisasi Tembaga USD 38 Juta, Bisa Serap Tenaga Kerja 253 Ribu Orang
3 Februari 2025 19:40 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Institute for Development of Economics and Finance (Indef ) menyatakan Indonesia akan mendapatkan sejumlah keuntungan dari hilirisasi industri tembaga.
ADVERTISEMENT
Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti, mengungkapkan beberapa keuntungan tersebut yaitu Indonesia berpotensi mendapatkan pertambahan nilai ekspor yang berkali lipat. Tak hanya dari sisi ekspor, investasi dan lapangan pekerjaan yang akan terbuka secara luas.
"Misalnya untuk investasi sekitar USD 38 juta di industri tembaga Itu dimungkinkan bisa terjadi job created atau penciptaan lapangan pekerjaan Sekitar 253 ribu orang. Nah kemudian GDP-nya sebagiannya sekitar USD 34,9 juta dan ekspornya itu sekitar USD 282 juta," kata Esther di Hutan Kota by Plataran, Senin (3/2).
Dalam kesempatan tersebut, Esther mengungkapkan permintaan produk turunan komoditas tembaga di pasar global terus meningkat. Tercermin dari pertumbuhan positif produk hilir selama 2019-2023. Meskipun produksi katoda menurun dari 288,98 ribu ton menjadi 247,94 ribu ton, Cu Wire tumbuh dari 1,92 juta ton menjadi 2,18 juta ton.
Electric Wire dari 561,97 ribu ton menjadi 754,8 ribu ton, dan Cu rod naik dari 8,53 juta ton menjadi 8,9 juta ton."Tren ini menunjukkan pergeseran ke produk bernilai tambah tinggi, terutama yang mendukung elektrifikasi global dan industri teknologi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Esther mengungkapkan, Indonesia memegang posisi strategis dalam peta tembaga global dengan kepemilikan sekitar 3 persen dari cadangan tembaga dunia (24.000 ton). Menurutnya, ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan cadangan tembaga terbesar ke 10 dunia, dan terbesar di Asia Tenggara.
"Meskipun memiliki cadangan dan kapasitas produksi yang besar, industri hilir tembaga Indonesia masih tertinggal jika dibandingkan dengan banyak negara lain, termasuk beberapa yang tidak memiliki cadangan tembaga yang signifikan," katanya.