Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Dana cadangan tak hanya dibutuhkan saat keadaan darurat melanda. Tapi juga diperlukan kala berinvestasi jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Perencana Keuangan Ahmad Gazali mengatakan, tak selamanya pengelolaan uang berjalan baik. Investasi bisa saja gagal akibat pengelolaan keuangan yang salah. Salah satu solusinya adalah menyiapkan dana cadangan.
“Dana cadangan ini bisa membuat investasi berjalan lancar. Karena kalau seandainya seseorang berinvestasi jangka panjang dan uang tidak ada, produk investasi yang dijual pun akan rugi saat ada keperluan darurat,” katanya saat dihubungi kumparan, Kamis (26/9).
Lebih lanjut dia merinci, dana cadangan yang perlu disiapkan sebesar 3 kali gaji atau biaya hidup selama 3 bulan. Contohnya, saat seseorang memiliki gaji sebesar Rp 10 juta, maka jumlah dana cadangan yang harus ada minimal Rp 30 juta.
“Dana ini bisa disimpan dalam tabungan atau deposito. Sebab, uang yang disimpan di dua tempat tadi bisa diambil kapanpun, ketika ada kebutuhan mendadak,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dia pun menyarankan untuk berinvestasi jangka panjang, seseorang bisa memilih saham atau reksa dana. Dua jenis investasi ini menurutnya cukup aman dan menguntungkan dalam jangka panjang.
“Kalau enggak mau susah dengan saham, bisa dimulai dengan reksa dana,” tutupnya.