Israel Serang Balik Iran, Harga Minyak Mentah Melonjak 3,7 Persen

19 April 2024 10:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi minyak mentah. Foto: Anan Kaewkhammul/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi minyak mentah. Foto: Anan Kaewkhammul/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tak lama setelah Israel dilaporkan menyerang balik Iran, harga minyak mentah melonjak hampir 4 persen per barel pada hari Jumat (19/4). Kenaikan itu memicu kekhawatiran pasokan minyak Timur Tengah dapat terganggu.
ADVERTISEMENT
Mengutip CNN, harga minyak AS naik 3,7 persen menjadi USD 85,8 per barel. Minyak mentah Brent juga naik 3,4 persen menjadi USD 90,13 per barel.
Harga energi naik tajam usai kantor berita Iran melaporkan ledakan terdengar di dekat Bandara Isfahan Iran. Perkembangan tersebut juga mendorong harga saham AS melemah.
Dentuman ledakan terdengar di Kota Ghahjaworstan, Isfahan. Suara itu terjadi setelah Israel dilaporkan menembakkan rudal ke Iran. Laporan itu disampaikan kantor berita Iran, FARS.
"Kota Ghahjaworstan berlokasi di dekat bandara Isfahan dan pangkalan perburuan kedelapan Angkatan Udara," tulis FARS.
Kepala strategi komoditas di ING Warren Patterson, dalam Reuters, menyampaikan apabila laporan rudal ini benar, maka kekhawatiran akan peningkatan eskalasi minyak akan semakin meningkat.
ADVERTISEMENT
“Begitu pula kekhawatiran bahwa kita berpotensi semakin mendekati situasi di mana risiko pasokan minyak menyebabkan gangguan pasokan yang sebenarnya,” kata Warren.
Investor memantau reaksi Israel terhadap serangan pesawat tak berawak Iran pada 13 April. Dalam pasokan minyak mentah global, Venezuela kehilangan izin utama AS yang mengizinkan anggota OPEC mengekspor minyak ke pasar global.
AS juga mengumumkan sanksi terhadap Iran, anggota OPEC lain, yang menargetkan serangan ke Israel. Namun sanksi terhadap Iran tidak mencakup industri minyaknya.