Istana soal Indonesia Gabung BRICS: Kita Dapat Membantu Negara Berkembang

7 Januari 2025 22:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral Mari Elka Pangestu. Foto: ANTARA FOTO/Saptono
zoom-in-whitePerbesar
Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral Mari Elka Pangestu. Foto: ANTARA FOTO/Saptono
ADVERTISEMENT
Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Multilateral, Mari Elka Pangestu, menanggapi keputusan Indonesia bergabung dengan kelompok negara BRICS.
ADVERTISEMENT
Elka menyebut bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi Presiden Prabowo Subianto di awal masa kepemimpinannya.
"Ya itu kan sudah diputuskan di awal, waktu awal presiden prabowo menjadi presiden." kata Elka di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (7/1).
Menurutnya, keanggotaan Indonesia di BRICS memberikan kesempatan untuk memperjuangkan kepentingan negara berkembang sekaligus menjadi jembatan dalam isu-isu global.
"Mungkin bisa dilihat positifnya kalau ada isu terkait negara sedang berkembang kita bisa kelompok yang dapat memperjuangkan baik di BRICS maupun forum mulitlateral lain," ucapnya.
Lebih lanjut, Elka menggarisbawahi peran strategis Indonesia di BRICS. Indonesia diharapkan dapat menjadi jembatan antara kepentingan negara berkembang dan isu-isu global yang sedang berkembang.
"Kita bisa menjadi jembatan antara kepentingan negara sedang berkembang, dan isu-isu yang berkembang di multilateral yang kita anggap ini harus diperjuangkan negara sedangberkembang. Jadi kita bisa bermain di situ," terang dia.
ADVERTISEMENT
Namun, ia juga menekankan perlunya kajian mendalam terkait berbagai agenda BRICS. Salah satu isu yang diangkat adalah penggunaan mata uang alternatif di luar dolar AS dan sistem transaksi internasional yang ada saat ini, termasuk SWIFT.
"Ini kita harus pelajari BRICS kan apa yang sih yang sedang mereka inginkan, misalnya menggunakan currency di luar dollar menggunakan transaksi apa yang disebut SWIFT di luar sistem yang ada," tandasnya.