Jadi Perusahaan Terbuka di AS, BEI Bujuk Shopee Agar IPO di Indonesia

4 September 2018 11:06 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pembukaan Perdagangan BEI Oleh Shopee Indonesia yang dihadiri oleh para pengguna Shopee, Jakarta, Selasa (4/9). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan Perdagangan BEI Oleh Shopee Indonesia yang dihadiri oleh para pengguna Shopee, Jakarta, Selasa (4/9). (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bisnis marketplace di Indonesia menunjukan perkembangan yang signifikan beberapa tahun belakangan. Salah satunya adalah PT Shopee International Indonesia, yang memiliki pasar 40 persen di Indonesia dari 7 negara yang mereka jajaki.
ADVERTISEMENT
Bahkan induk usaha mereka, Sea Limited, yang berbasis di Singapura, saat ini statusnya sudah menjadi perusahaan terbuka di New York Stock Exchage (NYSE), Amerika Serikat.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Bursa Efek Indonesia (BEI), Laksono Widodo, meminta agar Shopee International Indonesia juga melakukan hal yang sama di BEI. Laksono berharap agar Shopee bisa segera Initial Public Obligation (IPO) di Indonesia.
“Sea Limited sudah mencatatkan diri di New York Stok Exchange. Harapan kami ke depan PT Shopee International Indonesia juga bisa mencatatkan diri di BEI sebagai perusahaan terbuka,” kata Laksono saat membuka perdagangan pagi ini bersama Shopee di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (4/9).
Menurut Laksono, dengan banyak jumlah konsumen dan pasar yang dimiliki Shopee di Indonesia, sudah selayaknya masyarakat Indonesia tidak hanya menjadi konsumen saja, tapi juga pemilik Shopee. Dengan menjadi perusahaan terbuka di BEI, Indonesia merasa memiliki saham di perusahaan.
ADVERTISEMENT
Laksono berharap Shopee Indonesia bisa melepas sahamnya ke publik pada tahun depan seiring dengan aturan listing baru yang akan dikeluarkan BEI pada akhir tahun ini.
“Ini lagi dibujuk. Induknya kan sudah listing di NYSE. Kan peraturam mengenai listing yang baru, baru mau akan dilakukan akhir tahun. Jadi mudah-mudahan tahun depanlah,” jelas dia.
Komisaris Utama Shopee International Indonesia, Pandu Syahrir, mengaku senang dengan ajakan BEI. Menurut dia, ini merupakan terobosan baru dari BEI agar perusahaan teknologi yang sedang maju di Indonesa bisa melantai di BEI.
Pembukaan perdagangan oleh Shopee Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia bersama Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/9) (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pembukaan perdagangan oleh Shopee Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia bersama Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (4/9) (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
Namun Pandu belum bisa memastikan kapan perusahaan akan IPO. Dia mengatakan masih akan melihat peluangnya dulu hingga akhir tahun ini karena ini berhubungan dengan shareholder perusahaan.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, dalam waktu 6-9 bulan kedepan, perusahaan masih akan fokus dalam mengembangkan bisnisnya. Dia mengatakan masih akan terus melihat momentum marketnya.
"Yang kami sangat happy BEI ingin sekali perusahaan teknologi bisa listing di indonesia. Buat saya itu suatu terobosan yang luar biasa. Tapi kami harus melihat, kalau memang itu ada kesempatan dan bisa menaikan value perusahaan, ya kami harus lihat,” kata Pandu.
Shopee berdiri di Indonesia pada akhir 2015. Saat ini aplikasinya lebih dari 61 juta download dan 2 juta penjual dari seluruh Indonesia yang aktif di platform mereka yang tersebar lebih 515 kota dan kabupaten dan 95 persen pesanan dari smartphone.
Tahun 2017, Shopee roadshow ke 13 kota di Indoensia dan menjangkau 30 ribu perusahaan mikro kecil dan menengah. Selain itu, mereka juga punya program Kreasi Nusantara dengan kanal khusus bagi Shopee untuk produk UMKM.
ADVERTISEMENT
“Sejak diluncurkan 27 Februari 2018 lebih dari 25 juta masyarakat Indonesia bisa menemukan beragam produk UMKM di sana,” kata Pandu.