Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Janji Jokowi ke Peternak Gelontorkan 30 Ribu Ton Jagung, Dari Mana Asalnya?
20 September 2021 11:13 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Presiden Jokowi berjanji menggelontorkan jagung sebanyak 30 ribu ton ke para peternak ayam petelur. Hal itu diungkapkan Jokowi dalam pertemuan dengan para peternak ayam petelur Istana Negara, Jakarta, Rabu (15/9).
ADVERTISEMENT
Pertemuan itu sendiri dilakukan, menyusul aksi seorang peternak ayam membentangkan poster saat rombongan kendaraan Presiden Jokowi melintas, dalam kunjungan di Blitar, Jawa Timur, Selasa (7/9). Peternak Ayam Petelur bernama Suroto, membentangkan poster bertuliskan ‘Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar’.
Saat ini, para peternak ayam petelur mengeluhkan mahalnya harga jagung untuk pakan hingga Rp 6.000 per kg, sementara harga jual telur justru anjlok. Hal ini membuat para peternak ayam petelur rugi besar.
Untuk membuat harga jagung turun, Jokowi bakal menyiapkan jagung 30 ribu ton. “Terkait penyediaan jagung dari pemerintah itu tadi Bapak Presiden Jokowi mengatakan jumlah jagung yang disiapkan untuk harga Rp 4.500 itu adalah 30 ribu ton,” ungkap Ketua Koperasi Putera Blitar, Sukarman.
ADVERTISEMENT
Lantas dari mana pasokan jagung murah sebanyak itu? Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengharapkan bukan dari impor. Menurutnya impor tidak bisa dijadikan solusi atas mahalnya harga jagung seperti yang diminta oleh para peternak ayam petelur di Jawa Timur.
“Impor menurut saya kurang bijaksana. Karena, justru akan mengganggu serapan jagung produksi lokal. Selain itu juga dapat melukai rasa keadilan bagi para petani jagung di negeri ini," kata LaNyalla melalui pernyataan tertulis, Minggu (19/9).
Sementara itu data Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan, prognosa produksi jagung hingga Juni 2021 mencapai 14,73 juta ton. "Luas panen ini menunjukkan produksi jagung dalam negeri melimpah," kata Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Suwandi.
Tapi produksi jagung sebanyak itu tak seluruhnya jenis yang bisa digunakan untuk pakan. Sebagian besar produksi jagung itu adalah untuk pangan, seperti jenis sweet corn, uncooked/steamed/boiled, frozen; Ada juga bahan baku tepung jagung atau maizena.
ADVERTISEMENT
Sementara itu Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan mengungkap adanya tren kenaikan harga jagung pakan. Seperti jagung dengan kadar air 15 persen di pabrik pakan bulan Maret 2021 sebesar Rp 4.772 per kg. Harga ini meningkat sekitar 6.46 persen dibandingkan bulan Februari 2021 atau naik 5,92 persen jika dibanding bulan Maret 2020.
Untuk menekan kenaikan harga jagung pakan itu, Kementan mendorong pabrik menyerap langsung hasil panen petani. "Oleh karena itu sekarang ini saatnya pelaku usaha jagung dan industri pakan untuk segera menyerap jagung petani," ujar Suwandi.