Jasa Marga Tegaskan Tak Ada Diskon Tarif Tol di Nataru Tahun Ini

4 Desember 2023 18:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jasa Marga siapkan dua opsi pengoperasian fungsional Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, jelang mudik Lebaran. Foto: Dok. Jasa Marga
zoom-in-whitePerbesar
Jasa Marga siapkan dua opsi pengoperasian fungsional Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan, jelang mudik Lebaran. Foto: Dok. Jasa Marga
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PT Jasa Marga (Persero) Tbk memastikan tidak akan memberikan diskon tarif tol di periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Hal itu diungkapkan oleh Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga, Lisye Octaviana.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini tidak ada rencana dari kami untuk mengusulkan diskon (di Nataru)," kata Lisye di Kantor Pusat Jasa Marga Jakarta Timur, Senin (4/12).
Lisye menjelaskan, Salah satu alasan tidak diberikannya diskon tarif tol karena proyeksi mobilitas masyarakat di Nataru tahun ini tidak setinggi Nataru tahun sebelumnya. Adapun, Kemenhub memproyeksi 107,63 juta orang atau 39,83 persen dari total populasi RI bakal berpergian di Nataru tahun ini.
"Kemenhub sudah menyampaikan adanya prediksi mobilisasi masih di bawah Lebaran kemarin," ungkapnya.
Lebih lanjut, Lisye bilang, pihaknya bekerja sama dengan Kemenhub, Kementerian PUPR, hingga kepolisian untuk melakukan rekayasa lalu lintas dalam periode Nataru. Misalnya dengan menerapkan kebijakan contraflow, one way, atau pembatasan angkutan logistik.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan alasan masyarakat bepergian di masa libur Nataru yang paling tertinggi adalah liburan ke lokasi wisata (45,29 persen). Kemudian liburan pulang kampung (30,15 persen), dan merayakan Nataru di kampung halaman (18,98 persen).
Lebih lanjut, pilihan moda transportasi yang digunakan untuk melakukan perjalanan didominasi penggunaan kendaraan pribadi, yaitu mobil 35,57 persen (39,97 juta orang) dan motor 17,92 persen (20,14 juta orang).
Sedangkan untuk transportasi umum, pergerakan didominasi moda kereta api 13,16 persen (14,79 juta orang), pesawat 11,91 persen (13,38 juta orang), bus 10,94 persen (12,29 juta orang), kapal penyeberangan 6,04 persen (6,78 juta orang), dan kapal laut 3,44 persen. (3,86 juta orang).
Selanjutnya, simpul transportasi yang akan dipadati penumpang baik dari daerah asal maupun tujuan, di antaranya yaitu: Stasiun Senen, Stasiun Gambir, Stasiun Sidoarjo, Stasiun Bandung, Stasiun Tugu, Terminal Tipe A Amplas Medan, Terminal Tipe A Purbaya, Pelabuhan Penyeberangan Merak, Pelabuhan Tanjung Perak, Pelabuhan Tenau, Bandara Soekarno Hatta, dan Bandara Ngurah Rai.
ADVERTISEMENT
Menhub menjelaskan, dengan melihat banyaknya pergerakan ke lokasi wisata dan penggunaan mobil dan motor yang cukup besar, maka perlu disiapkan langkah antisipasi pengaturan lalu lintas di titik-titik krusial.
“Kami akan berkoordinasi intensif dengan pemerintah daerah, Kepolisian, pengelola jalan tol, BMKG, Badan SAR Nasional, dan unsur terkait lainnya,” ucap Menhub.