Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Pembentukan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Asuransi (Holding BUMN Asuransi) hingga kini belum ditetapkan. Pemerintah pun masih dalam tahap menggodok skema yang tepat.
ADVERTISEMENT
Dirjen Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata mengungkapkan, upaya penggabungan BUMN asuransi itu memang tak mudah. Pasalnya risiko yang bakal dipikirkan secara matang terkait dampak keuangan ke depan.
"Concern kami kalau ini sekadar mengumpulkan perusahaan-perusahaan baik BUMN, maupun anak BUMN, bahkan cucu BUMN dalam satu holding tapi tidak ada semangat dalam melakukan konsolidasi maka holding tidak akan terlalu bermanfaat,” ujar Isa ketika ditemui di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Rabu (14/8).
Terkait itu, Isa tak memungkiri beredar wacana yang mengatakan PT Jasa Raharja (Persero) digadang-gadang bakal menjadi induk dari holding asuransi itu. Benarkah?
Pihaknya menekankan masih bakal mengkaji secara mendalam. Sebab, holding itu bakal mempengaruhi sistem kerja perseroan.
"Termasuk apakah kemudian, Jasa Raharja menjadi induk holding yang tepat. Bayangkan Jasa Raharja yang biasanya mengurusi asuransi wajib, sekarang urus aspek anak perusahaan, korporasi, itu memerlukan pemikiran yang mendalam," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Soal pengkajian itu, Isa menambahkan tak memasang tenggat waktu tertentu. Namun ia memastikan upaya pengkajian itu berlangsung baik dan pihaknya pun berharap bisa segera menemui titik terang.
"Enggak ada target, yang penting itu diniatkan dengan suatu semangat holding akan hadirkan holding yang baik," tandasnya.
Beberapa perusahaan asuransi yang diwacanakan bakal masuk dalam Holding BUMN Asuransi meliputi, PT Asuransi Jiwasraya, PT Jasa Raharja, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Reasuransi Nasional Indonesia (Nasional Re), Reasuransi Indonesia Utama (Indonesia Re) dan PT Asuransi Ekspor Indonesia (Asei).