28 Ramadhan 1446 HJumat, 28 Februari 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Jelajah Pangan Nusantara dan Asa Petani Wortel Berastagi

1 Maret 2025 22:18 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wortel Berastagi di Pasar Roga, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumut, Sabtu (1/3). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wortel Berastagi di Pasar Roga, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumut, Sabtu (1/3). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
Segar, manis, dan menggiurkan. Itulah yang tergambar ketika pertama melihat wortel yang terpajang di Pasar Roga, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumut.
ADVERTISEMENT
Pasar Roga (warga sekitar menyebutnya Pajak Roga) adalah tempat transaksi jual beli sayur-mayur & buah dari para petani dengan distributor atau disebut "perkoper". Biasanya perkoper mendistribusikan sayur dan buah petani dari Berastagi ke Kota Medan hingga Batam.
Warna oranye cerah nyentrik wortel itu sungguh mengundang perhatian. Ternyata ia milik Kartigana Gurusinga (35 tahun), petani wortel dari Desa Gurusinga.
Sore itu, Kartigana memang sedang menjajakan wortelnya untuk dijual kepada distributor wortel. Sesekali ia mengecek bagian yang mesti dibersihkan atau tidak.
Wortel Berastagi dijajakan di Pasar Roga, Kabupaten Tanah Karo, Sumut, Sabtu (1/3). Foto: Tri Vosa/kumparan
Sambil beraktivitas, Kartigana pun bercerita lebih jauh soal awal mula bertani wortel.
“Aku berladang fokusnya baru sekitar 5 tahun karena dulu kan kerjanya buka jasa sumur bor. Yang ditanam ada banyak, ada terong, wortel, tomat, karena kebetulan ada beberapa ladang yang gak begitu luas kali diberikan orang tua,” kata Kartigana kepada kumparan, Jumat (28/2).
ADVERTISEMENT
“Jadi kenapa aku (alasan) mau bertani wortel itu kan perawatannya juga mudah, murah juga, bisa dibilang gak besar modalnya kayak kentang, tomat, jeruk,” sambungnya.
Sebagai orang yang sudah berkecimpung di pertanian wortel selama 5 tahun, Kartigana sudah paham betul teknik penanaman, bentuk, hingga kualitas wortelnya terjaga.
Kartigana berkontribusi menjadikan wortel Berastagi dipasarkan secara masif di lingkup domestik.
Wortel Berastagi siap didistribusikan di Kabupaten Tanah Karo, Sumut, Sabtu (1/3). Foto: Tri Vosa/kumparan
“Beberapa tujuan pengiriman wortel Berastagi meliputi kota-kota besar seperti Singkawang, Banjarmasin, Samarinda, Ambon, Papua, Jakarta, dan Surabaya. Semua pengiriman ini dilakukan melalui Pelabuhan Belawan,” kata Ketua Karantina Tumbuhan Badan Karantina Sumut, Lenny Hartati Harahap, terpisah.
Kartigana adalah contoh petani yang cerdas. Dengan modal pas-pasan, ia bisa mengambil setiap celah untuk mendapatkan keuntungan dan menghemat pengeluaran.
ADVERTISEMENT
Misalnya, kata dia, sejak awal penanaman memberikan pupuk kandang dengan kualitas terbaik untuk wortelnya. Tujuannya, agar wortel ternutrisi baik sejak baru tumbuh.
Hal ini tentu mengurangi potensi wortel dipupuk kembali. Selain itu kualitas tanaman harus terjaga agar tak berlebihan terpapar zat kimia pupuk.
“Jadi pertama kali menanam itu di lahannya dikasih pupuk kandang sama pupuk NPK aja. Jadi masa tumbuh wortel dari benih itu butuh waktu sekitar 20 hari hingga dua minggu kan, biar nanti setelah tumbuh wortelnya sudah langsung ternutrisi,” kata dia.
Pupuk NPK adalah pupuk yang memiliki kandungan 3 unsur hara. Yakni Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Pupuk ini berfungsi untuk memaksimalkan pertumbuhan akar, batang, hingga buah.
Suasana perkebunan wortel Berastagi di Kabupaten Tanah Karo, Sumut, Sabtu (1/3). Foto: Tri Vosa/kumparan
“Jadi nanti usia 2 minggu atau 1,5 bulan tinggal disemprot pestisida. Nah kita lihat dia kalau dia kokoh gak perlu dikasih pupuk lagi, kalau kurang kokoh kita kasih sedikit aja, bahasanya itu 'pupuk pemancing', biar buahnya besar,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Salah satu upaya yang dilakukan Kartigana untuk memastikan kualitas dan produksi wortel yang baik adalah penggunaan pupuk yang berkualitas. Salah satu pupuk yang kerap ia pakai adalah NPK Phonska.
PT Pupuk Indonesia (Persero) soft launching single branding produk pupuk komersil Urea dan NPK, Jakarta (27/12). Foto: PT Pupuk Indonesia
Pupuk NPK Phonska merupakan pupuk yang diproduksi oleh PT Petrokimia Gresik yang merupakan anak perusahaan dari BUMN PT Pupuk Indonesia (persero). Harganya pun terjangkau, ada yang kisaran Rp 12.500 sampai Rp 19.500 per 1 kg.
“Sejak tahun 2023, Phonska Plus menjadi brand yang paling dipilih dan direkomendasikan petani untuk kategori NPK nonsubsidi,” kata Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih.
“Penghargaan ini (Indonesia WOW Brand 2024) menunjukkan Phonska Plus adalah produk berkualitas, kredibel, sehingga menjadi pupuk yang paling direkomendasikan oleh petani serta mengungguli produk-produk sejenis dari perusahaan lain," kata Digna.
ADVERTISEMENT
WOW Brand 2024 merupakan hasil survei kepada 300 merek dan 100 kategori produk pada November-Desember 2023. Total respondennya mencapai 3.000 lebih di seluruh Indonesia.

Jelajah Pangan Nusantara

Di sisi lain, Pupuk Indonesia juga melihat potensi pertanian dari Berastagi. Oleh karenanya, Pupuk Indonesia menjadikan Berastagi sebagai salah satu lokasi Jelajah Pangan Nusantara.
Jelajah Pangan Nusantara merupakan program eksplorasi Pupuk Indonesia dalam bentuk liputan khusus untuk menjelajahi potensi-potensi pangan. Program ini diutamakan untuk wilayah Pulau Jawa.
Jelajah Pangan Nusantara ini juga dilakukan daerah lainnya yakni Kepulauan Riau, Lampung, Karawang, Berastagi, Malang, Sulawesi Utara, Merauke, Manokwari, dan Fakfak.
“Jelajah Pangan Nusantara memastikan petani memiliki akses yang memadai terhadap pupuk subsidi dan nonsubsidi bahkan di wilayah terluar di Indonesia, untuk mendukung produktivitas dan optimalisasi lahan serta hasil panen,” kata VP Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero), Cindy Sistyarani.
ADVERTISEMENT
“Pupuk Indonesia telah berhasil melaksanakan program ini pada 2024 dengan lokasi eksplorasi di NTT dan Papua sebagai bagian dari fase Ekspedisi Ketahanan & Komoditas Pangan Nusantara,” sambungnya.
VP Komunikasi Korporat PT Pupuk Indonesia (Persero), Cindy Sistyarani. Dok: @cindysistyarani
Kembali ke wortel Berastagi, menurut Cindy, wortel Berastagi juga perlu mendapatkan perhatian khusus.
Sebab, Berastagi merupakan daerah yang terkenal dengan produksi sayurannya, serta merupakan salah satu daerah penghasil wortel terbesar di Sumatera Utara.
“Iklim yang sejuk mendukung pertumbuhan wortel berkualitas tinggi, menjadikan daerah ini memiliki potensi besar dalam pertanian hortikultura,” kata dia.
“Ke depannya, kami siap mendukung potensi pertanian Berastagi dengan rencana pengembangan baik dari sisi komoditas, cara budidaya berkelanjutan, hingga integrasi teknologi pertanian terkini,” kata dia.
Pupuk Indonesia akan mendekatkan diri lagi ke petani-petani di Berastagi. Pengontrolan harga pun terus dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Melalui langkah ini, Pupuk Indonesia optimistis dapat memberikan dampak positif bagi petani yang dapat mendorong peningkatan hasil panen serta mendukung kesejahteraan mereka, terutama untuk komoditas unggulan lokal seperti wortel,” jelasnya.

Kualitas Eskpor di Tanah Subur

Bicara soal kualitas, wortel Berastagi memang berhasil menyorot mata sejak bertahun-tahun. Kualitasnya memang cukup harum dipuja-puji, bahkan memenuhi standar kualitas ekspor.
Produksi wortel di Berastagi juga cukup mentereng. Bahkan, pada 2019 lalu, Kementerian Pertanian RI melakukan uji coba benih wortel Berastagi lantaran dinilai unggul mampu memproduksi 40 hingga 60 ton per hektare.
Berkat kualitasnya juga, wortel Berastagi bahkan berhasil diekspor ke luar negeri seperti Singapura dan Malaysia.
Anggota DPR RI dari Sumatera Utara, Saleh Partaonan Daulay, pun melihat potensi wortel Berastagi itu. Katanya, wortel Berastagi ditanam di tanah subur sehingga kualitasnya terjaga.
ADVERTISEMENT
“Kalau kita lihat jalan ke sana kita kadang kadang lihat wortel ini kelihatan asyik dan ya sangat sejuk karena hijau gitu. Kan seger dan ditanam dengan pendekatan yang masih tradisional begitu ya jadi originalitasnya masih terjaga,” kata Saleh pada Jumat (21/2).
Saleh menilai, pemerintah melalui Pupuk Indonesia, harus mendukung penuh petani di Berastagi. Utamanya soal ketersediaan pupuk dengan harga terjangkau.
“Ya saya kira menjadi salah satu kunci meningkatkan penghasilan. Gimana meningkatkannya ya salah satu instrumennya adalah pupuk,” tutur dia.
Ia meyakini Pupuk Indonesia maupun pemerintah punya niat baik untuk memberikan harga terjangkau ke petani. Namun yang harus diperhatikan menurutnya adalah oknum-oknum spekulan yang acap merusak harga.
Politisi PAN Saleh Partaonan Daulay memberikan keterangan saat konferensi pers menjelang Rakernas 4 PAN di Kantor DPP PAN, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Saleh optimistis, dengan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, oknum-oknum spekulan yang menyengsarakan petani itu bisa ditindak.
ADVERTISEMENT
Apalagi, petani menjadi ujung tombak ketahanan pangan seperti yang digaungkan oleh pemerintah.
“Selama ini subsidi sudah ada tapi sering kali gak sampai ke petani. Ada saja spekulan yang bermain sehingga harga pupuk jadi tinggi kadang kadang tinggi kalau udah tinggi ya gak sampai ke tangan mereka itu yang diberantas,” tutur dia.
Presiden Prabowo Subianto didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Pengusaha Andi Syamsuddin Arsyad berbincang dengan petani saat meninjau lahan pertanian di Desa Telaga Sari, Distrik Kurik, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Minggu (3/11/2024). Foto: Galih Pradipta/ANTARA FOTO
Kata Saleh, bila itu bisa dijaga, wortel Berastagi diyakini akan bisa diekspor dengan kualitas yang ada. Apalagi beberapa tahun lalu produk ini dijual sampai negara tetangga.
Wortel produksi Berastagi dijual menjadi produk unggulan di Singapura, Malaysia dan negara tetangga lainnya. Untuk itu Saleh berharap pemerintah juga aware dengan mulai munculnya wortel impor.
ADVERTISEMENT
“Kalau diberlakukan (pembatasan impor) saya kira akan berdampak luas juga bagi penghasilan petani,” kata dia.
ADVERTISEMENT

Asa Petani Berastagi

Kartigana yang sehari-hari bergelut dengan wortel pun berharap pemerintah dan Pupuk Indonesia bisa menjadi lebih dekat dengannya. Sebab, ia pun sadar betul dengan kualitas wortel Berastagi.
“Iya kayaknya (wortel kualitas ekspor), soalnya ku tengok-tengok banyak yang kirim sekarang. Kami yang ke ladang ini mana tahu ke mana-mana wortel kami larinya,” tutur Kartigana.
“Kami tahu kan jual harganya sekian udah,” sambungnya.
Asanya, ketika wortel-wortel tersebut terjaga kualitasnya, bahkan sampai diekspor, maka harganya akan stabil. Apalagi bila harga pupuk tetap terjangkau di tengah produksi yang meningkat.
“Kalau dipikir pikir iya (harga akan stabil) kan berarti lancar wortel ini, bukan nyangkut di ladang sana dibuang-buang karena gak laku,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi wortel. Foto: Marian Weyo/Shutterstock
Hal senada juga diceritakan oleh Jhon Sembiring, seorang distributor wortel. Ia adalah warga asli Kecamatan Simpang Empat, Karo, yang kini tinggal menetap di Jakarta.
Untuk menjalankan roda perekonomiannya, ia juga sangat bergantung dengan wortel Berastagi.
Jhon bercerita, ia mendistribusikan wortel dari Berastagi untuk ia pasarkan di Pasar Kramat Jati. Setiap minggunya, ia berhasil mengirim 40 ton wortel Berastagi ke pasar di Jakarta Timur itu.
Ia pun turut merasakan momen tidak stabilnya harga wortel. Hal ini yang membuat ia maju mundur untuk membesarkan usahanya itu. Padahal, setidaknya ia sudah punya 50 karyawan. Hal ini tentu membantu perekonomian masyarakat.
Menurutnya, pemerintah juga harus mengambil peran untuk mestabilkan harga pasar wortel. Salah satunya adalah memaksimalkan distribusi pupuk ke daerah-daerah.
ADVERTISEMENT
“Itu kenapa pemerintah ambil bagian ya termasuk itu (distribusi pupuk yang merata), kalau pupuk terdistribusi merata harga di petani, distibutor, sampai pembeli juga stabil,” kata Jhon.