Jelang Nataru, OJK Antisipasi Lonjakan Warga Ambil Pinjol

13 Desember 2024 16:59 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pinjaman online. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pinjaman online. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengantisipasi lonjakan masyarakat Indonesia yang melakukan pinjaman melalui fintech Peer to Peer lending atau pinjaman online (pinjol) jelang momentum Natal dan Tahun Baru (Nataru).
ADVERTISEMENT
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan (PVML) OJK, Agusman, mencatat pada Nataru tahun lalu, outstanding pendanaan lewat pinjol tidak terlalu signifikan.
"Berdasarkan data pada tahun 2023 saat Nataru tahun lalu, nilai outstanding pendanaan di Desember 2023 dibandingkan dengan Januari 2024 tumbuh masing-masing 0,44 persen dan 1,30 persen month to month atau tidak terlalu signifikan," katanya saat Konferensi Pers RDKB OJK November 2024, Jumat (13/12).
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK, Agusman. Foto: Dok. OJK
Agusman mengatakan belajar dari pengalaman tersebut dan kaitannya dengan momen Nataru tahun ini, sejauh ini OJK belum melihat adanya tanda-tanda lonjakan pendanaan bagi industri P2P lending.
"OJK selalu mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menggunakan P2P lending dengan bijak dan mempertimbangkan kemampuan membayar kembali, sehingga masyarakat memiliki kondisi kegunaan finansial yang lebih baik tentu saja ke depan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Agusman mencatat masyarakat Indonesia yang menarik pinjol pada Oktober 2024 mencapai Rp 75,02 triliun, tumbuh sekitar 29,23 persen. Nilai tersebut cenderung naik dari posisi September 2024 yakni Rp 72,03 triliun.
"Outstanding pembiayaan di Oktober 2024 tumbuh 29,23 persen year on year, di september lalu 33,73 persen year on year, dengan nominal sebesar Rp 75,02 triliun," ungkapnya.
Sementara itu, tingkat risiko kredit macet secara agregat atau dikenal dengan TWP90 P2P Lending juga dalam kondisi yang terjaga stabil di posisi 2,37 persen, menurun dibandingkan September lalu tercatat 2,38 persen.