JK dan Luhut Saling Balas Soal TKA China di Pabrik Nikel

5 November 2022 7:42 WIB
·
waktu baca 3 menit
Ketua PMI, Jusuf Kalla mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan saat mengunjungi kantor PMI. Foto: Dok. PMI
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PMI, Jusuf Kalla mendampingi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Pandjaitan saat mengunjungi kantor PMI. Foto: Dok. PMI
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) dan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saling lempar tanggapan mengenai industri pengolahan nikel yang masih didominasi oleh tenaga kerja asing (TKA) asal China.
ADVERTISEMENT
Bermula dari JK yang mengkritik proses pengolahan nikel di Tanah Air. Sebagai negara yang diberkahi tambang nikel, pengolahannya justru didominasi China.
JK mengatakan, dirinya ingin pengembangan teknologi smelter dikuasai oleh anak-anak negeri. “Teknologi ke depan kita lakukan tapi tidak dengan otak dari luar, (melainkan) kemampuan diri sendiri,” sambungnya.
Lalu, Luhut pun membantah soal klaim JK bahwa pekerja di industri nikel di Indonesia dipenuhi orang China. Dia berkata, memang pada awalnya pekerja China mendominasi di awal pekerjaan konstruksi.
Namun saat ini hal itu sudah tidak terjadi. Untuk membuktikan hal tersebut, Luhut meminta agar langsung mengecek ke lokasinya.

JK Respons Balik Luhut

Pihak JK pun akhirnya merespons kembali bantahan Luhut. Juru Bicara JK, Husain Abdullah, menyampaikan Kalla dan Bukaka akan berfokus menyerap ratusan tenaga kerja lokal dalam pembangunan proyek hidro serta smelter.
Infografik data wisman/TKA ke Sam Ratulangi, Manado, 2021. Foto: Tim Kreatif kumparan
"Tenaga kerja lokal memang jadi prioritas Kalla dan Bukaka (perusahaan). Di mana terbukti mereka mampu, setelah proyek listrik hidro tersebut beroperasi dan diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI, Ir. Joko Widodo, 25 Februari 2022," kata Husain dalam keterangan tertulis, Jumat (4/11).
ADVERTISEMENT
Husain mengatakan bahwa Bukaka tetap memiliki pekerja asing, namun mereka beroperasi sebagai pihak supplier mesin yang bertugas menjaga kualitas mesin. Untuk barisan pekerja kasar, perusahaannya tetap akan memprioritaskan pekerja dalam negeri.
Ilustrasi kedatangan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China. Foto: Syifa Yulinnas/ANTARA FOTO
Husain juga menegaskan komitmen JK untuk merekrut tenaga lokal yang membedakan dengan pabrik nikel di Morowali yang dinilai masih dipenuhi TKA asing. Pihak JK menyayangkan dominasi TKA China di industri tersebut.
Salah satu bisnis yang JK miliki di Kalla Group yaitu ekosistem baterai kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV). Salah satu perusahaan yang dibangun Kalla Group adalah smelter produksi baterai EV yaitu nikel sulfat yang terletak di Palopo, Sulawesi Barat.