JK Telepon Sri Mulyani Jangan Takuti Rakyat soal Resesi, Apa Responsnya?

29 Oktober 2022 11:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri Gala Dinner 70th Kalla Anniversary and 44th Bukaka di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2022).  Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menghadiri Gala Dinner 70th Kalla Anniversary and 44th Bukaka di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (28/10/2022). Foto: Ghinaa Rahmatika/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) menegur Menteri Keuangan Sri Mulyani untuk tidak menakut-nakuti masyarakat terkait perekonomian yang suram di tahun depan. Teguran tersebut ia sampaikan melalui sambungan telepon.
ADVERTISEMENT
"Saya justru selalu bilang ke Sri Mulyani, 'jangan sering beri takut-takut, tahun depan akan kiamat'. Saya telepon jangan begitu, jangan kasih takut ke semua orang, ini negeri luas," kata Jusuf Kalla dalam Gala Dinner 70th Kalla di Hotel Kempinski Jakarta, Jumat (28/10).
Menurut JK, Sri Mulyani menanggapi teguran dengan baik dan berterima kasih. Pasalnya, JK telah bekerja sama dengan Sri Mulyani pada periode kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo.
Jusuf Kalla menekankan, apabila masyarakat selalu pesimistis, orang kaya memilih untuk tidak bekerja dan menyimpan dolar dan emas. Kondisi tersebut menyebabkan ekonomi akan macet.
“Jangan dikasih takut-takut, bahwa hati-hati iya nanti resesi. Kalau terjadi inflasi, industri di Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi akan masuk, justru akan untung,” tuturnya.
Salam corona Jusuf Kalla dan Sri Mulyani saat bertemu di Kantor Wapres, Jakarta. Foto: Dok. Jeri Wong
JK meminta masyarakat akan menghadapi bersama-sama jika terjadi krisis. Ia menilai tidak ada krisis energi dan pangan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Sri Mulyani mengungkapkan bahwa saat ini kondisi global semakin memburuk. Kombinasi inflasi yang tinggi dan pengetatan moneter semakin memojokkan ekonomi banyak negara menuju pelemahan.
Sri Mulyani memprediksi Amerika Serikat, Inggris, China dan Eropa menjadi negara-negara yang sulit mengelak dari resesi.
"Ini adalah konteks yang sedang dan akan terus kita kelola hari ini dan tahun 2023. Bahkan kemarin pembahasan persoalan kompleks ini akan berlanjut ke 2024," ungkap Sri Mulyani.