JK Ungkap Masalah RI: 40 Persen Anggaran untuk Bayar Bunga dan Cicilan Utang

28 Desember 2020 16:03 WIB
Salam corona Jusuf Kalla dan Sri Mulyani saat bertemu di Kantor Wapres, Jakarta. Foto: Dok. Jeri Wong
zoom-in-whitePerbesar
Salam corona Jusuf Kalla dan Sri Mulyani saat bertemu di Kantor Wapres, Jakarta. Foto: Dok. Jeri Wong
ADVERTISEMENT
Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyebut persoalan ekonomi, utamanya masalah utang pemerintah, menjadi yang paling sulit dihadapi Indonesia selama pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
JK menuturkan, defisit APBN 2020 yang lebih dari Rp 1.000 triliun merupakan yang terbesar dalam sejarah. Hal ini pun dinilai akan menimbulkan masalah di kemudian hari.
“Ekonomi itu tentu kita tahu begitu sulitnya, sehingga defisit APBN kita lebih hampir mendekati atau lebih dari Rp 1.000 triliun. Itu saya kira dalam sejarah ekonomi kita inilah yang tertinggi. Ini tentu banyak masalah,” ujar JK dalam webinar Masalah Strategis Kebangsaan dan Solusinya, Minggu (27/12).
Jusuf Kalla. Foto: Dok. Istimewa
Ketua Dewan Etik Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) itu juga menjelaskan, dengan melebarnya defisit anggaran, maka pada tahun berikutnya ialah 40 persen dari anggaran negara hanya untuk membayar bunga dan cicilan utang.
“Masalah berikutnya nanti ialah bisa-bisa 30-40 persen daripada anggaran kita tahun berikutnya hanya membayar bunga dan mencicil utang, itu yang kita hadapi,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, JK meminta pemerintah betul-betul disiplin menghadapi permasalahan yang muncul di tengah pandemi ini.
“Kalau kita bicara tentang sebabnya ya mari kita bersama-sama mengatasinya dengan kedisiplinan,” tambahnya.
Berdasarkan data APBN KiTa per akhir November 2020, defisit anggaran mencapai Rp 883,7 triliun atau setara dengan 5,6 persen terhadap PDB. Defisit tersebut meningkat signifikan dari periode yang sama tahun lalu Rp 369,9 triliun atau setara 2,34 persen dari PDB.
Defisit anggaran itu sudah mencapai 85 persen dari target yang ditetapkan dari Perpres 72 tahun 2020 yang sebesar Rp 1.039,2 triliun atau 6,34 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Sementara untuk bunga utang, tahun ini pemerintah menargetkan pembayaran bunga utang sebesar Rp 338,8 triliun dan sebesar 373,3 triliun di 2021.
ADVERTISEMENT
Adapun di 2021 defisit anggaran ditargetkan sebesar Rp 1.006,4 triliun atau setara 5,7 persen dari PDB.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.