Jokowi: 600 Juta Orang Terancam Malnutrisi Akibat Gagal Panen

31 Oktober 2023 15:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi. Foto: Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Jokowi bicara soal kenaikan suhu bumi saat ini mencapai 1,5 derajat celcius. Jika dibiarkan, kondisi tersebut akan menyebabkan kerugian kepada ratusan juta warga dunia.
ADVERTISEMENT
Bencana ini, kata Jokowi, diprediksi akan mengakibatkan 210 juta orang mengalami kekurangan air. Selain itu, 14 persen populasi akan terpapar gelombang panas dan 290 juta rumah akan terendam banjir pesisir.
"Dan 600 juta orang akan mengalami malnutrisi akibat gagal panen dan ini adalah ancaman yang nyata bagi kita semuanya," tegas Jokowi di pembukaan World Hydropower Congress 2023 di Bali, Selasa (31/10).
Sebab itu, Jokowi menegaskan Indonesia berkomitmen penuh mempercepat transisi energi melalui penambahan Energi Baru Terbarukan dalam skala besar. Sebab, Indonesia kaya akan potensi energi hijau.
"Dan berdasarkan hitungan, diperkirakan mencapai 3.600 giga watt baik dari matahari, dari angin, dari panas bumi, dari arus laut, dari ombak, dari bio energi, dan juga dari hydropower," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Jokowi mengungkapkan, Indonesia memiliki 4.400 sungai yang potensial menjadi sumber hydropower. Bahkan, 128 di antaranya adalah sungai-sungai besar.
"Seperti Sungai Mamberamo yang memiliki potensi 24 ribu mega watt. Sungai Mamberamo ini di Papua. Kemudian Sungai Kayan memiliki potensi 13 ribu mega watt. Ini di Kalimantan Utara yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik untuk Green Industrial Park di Kalimantan. Sekali lagi ini adalah potensi besar yang bisa kita manfaatkan untuk masa depan bumi dan masa depan generasi penerus," tuturnya.
Meski memiliki potensi yang besar, Jokowi juga mengungkapkan Indonesia memiliki tantangan karena sumber hydropower lokasinya jauh dari pusat kebutuhan listrik.
"Sehingga pemerintah Indonesia telah membuat blueprint percepatan jalur transmisi yang menyambungkan listrik dari lokasi hydropower menuju pusat pertumbuhan ekonomi dan pusat pertumbuhan industri, sehingga nilai kemanfaatannya jadi lebih tinggi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Selain itu tantangan lainnya adalah pendanaan dan alih teknologi. Di mana ini membutuhkan investasi yang tidak sedikit dan membutuhkan kolaborasi dengan seluruh kekuatan ekosistem hydro di dunia," pungkasnya.