Jokowi Ingin Penggunaan Biodiesel B20 Beralih ke B50 di Akhir 2020

12 Agustus 2019 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di Istana Negara. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo dalam sidang kabinet Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di Istana Negara. Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri kabinet kerjanya untuk menggelar rapat terbatas mengenai Evaluasi Pelaksanaan Mandatori Biodiesel di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (12/8).
ADVERTISEMENT
Dalam rapat itu, Jokowi mengutarakan keinginannya yang ingin ada peningkatan biodiesel 20 persen atau B20 menjadi B30 hingga B50 di tahun 2020. Langkah tersebut dianggap mampu meningkatkan nilai tawar yang ada di Indonesia.
"Saya juga ingin agar B20 ini nanti pada Januari 2020 itu sudah pindah ke B30, dan selanjutnya di akhir 2020 sudah meloncat lagi ke B50 karena kita tekanan kepada kepala sawit kita betul-betul saya kira perlu diantisipasi dari dalam negeri," kata Jokowi di lokasi.
"Sehingga benar-benar kita memiliki sebuah bargaining position yang baik. baik terhadap Uni Eropa maupun negara-negara lain yang mencoba untuk membuat bargaining position kita lemah," lanjutnya.
Untuk peningkatan biodiesel tersebut, Jokowi akan mengawalnya. Termasuk jika harus melibatkan pihak-pihak ahli seperti Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Sehingga, transisinya bisa berjalan dengan baik.
Pengisian bahan bakar Biodiesel B30 pada mobil truk di Kementerian ESDM. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Saya akan cek langsung urusan yang berkaitan dengan penggunaan B20 ini, termasuk nanti kalau meloncat ke B30. Saya enggak tahu, apakah saya akan gunakan BPKP atau PricewaterhouseCoopers (konsultan), atau lembaga yang lain untuk memastikan bahwa ini betul-betul berjalan," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, penerapan biodiesel B20 saat ini ditekankan Jokowi agar lebih melakukan penghematan pada penggunaan energi fosil hingga mengurangi impor minyak. Artinya, penekanannya akan lebih menggunakan hasil olahan dari minyak kelapa sawit.
"Kita ingin lebih cepat dan mulai dari B20 ini ingin mengurangi ketergantungan kepada energi fosil, dan juga yang paling penting kita ingin mengurangi impor minyak kita. Kalkulasinya adalah kalau kita konsisten menerapkan B20 ini, kita bisa menghemat kurang lebih USD 5,5 miliar per tahun," jelasnya.
"Ini angka yang gede banget dan yang tidak kalah pentingnya penerapan B20 akan menciptakan permintaan domestik akan CPO yang sangat besar dan kita harapkan akan menimbulkan multiplier efek terhadap petani, pekebun, dan pekerja yang ada di kelapa sawit, " pungkasnya.
ADVERTISEMENT