Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo menegaskan harga gas industri tidak akan naik. Menurut dia, perlu dilakukan efisiensi di sektor minyak dan gas karena menyangkut produksi yang dihasilkan industri.
ADVERTISEMENT
Menurut Jokowi, harga gas sangat menentukan sekali untuk industri-industri tertentu. Dia mengaku sudah meminta Menteri ESDM untuk meninjau lagi soal harga gas.
"Sementara ini saya sampaikan tidak naik," kata Jokowi di Istana Negara, Jumat (1/11).
Jokowi mengatakan, Menteri ESDM Arifin Tasrif diminta untuk meninjau beban mana saja yang menyebabkan menentukan harga gas. Sebab, harga gas industri di Indonesia lebih mahal dibandingkan negara lainnya.
"Bisa saja harga sewa pipa, dari misalnya Dumai menuju ke Jawa apakah harga sewa sambungan-sambungan pipa itu terlalu mahal cost-nya, bisa saja dari situ," ujarnya.
Adapun dari data yang dia miliki, harga gas di onshore masih berada di posisi normal. Namun begitu dialirkan ke industri, ditarik ke area-area ekonomi, kata Jokowi , harganya menjadi melambung tinggi.
Ke depan, Jokowi akan memaksimalkan pasokan gas ke dalam negeri. Seperti dari ladang gas di Dumai, Saka Kemang di Sumatera Selatan, dan Bojonegoro.
ADVERTISEMENT
"Kemudian yang Natuna yang sementara ini masih suplai ke Singapura, nanti bisa nego untuk masuk ke dalam negeri. Saya kira kita memiliki produksi yang banyak yang sementara ini dibawa ke luar," katanya.
Untuk menekan harga gas industri, Jokowi juga berencana untuk menata kawasan industri yang membutuhkan pasokan gas. Menurut dia, kawasan tersebut harus didesain tidak jauh dari sumur gas.
"Penting menurut saya industri yang berhubungan dengan gas, mendekati sumur-sumur gas yang ada, biar gak terlalu jauh. Ini harus kita desain lagi kawasan industri," ujarnya.