Jokowi Rapat Bareng Pimpinan Negara APEC, Bahas UMKM Hingga Perubahan Iklim

12 November 2021 10:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi saat menghadiri APEC Economic Leaders Retreat 2021, melalui konferensi video, Jumat (16/07/2021) malam. Foto: Lukas/BPMI Setpres
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi saat menghadiri APEC Economic Leaders Retreat 2021, melalui konferensi video, Jumat (16/07/2021) malam. Foto: Lukas/BPMI Setpres
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi melakukan rapat virtual dengan pimpinan negara anggota Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) dan anggota APEC Business Advisory Council (ABAC) dalam KTT ABAC dari Istana Negara, Kamis (11/11).
ADVERTISEMENT
Jokowi didampingi Ketua ABAC Indonesia Anindya Bakrie, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar, dan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri Abdul Kadir Jailani.
Dalam rapat tersebut, Jokowi menyampaikan dua fokus utama. Pertama yakni peningkatan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mempercepat pemulihan ekonomi inklusif. UMKM, kata dia, tidak hanya menjadi jaring pengaman bagi masyarakat penghasilan rendah, namun juga menyerap tenaga kerja yang sangat besar.
Presiden Joko Widodo (kanan) saat berdialog dengan para pimpinan negara anggota APEC dan anggota ABAC, dalam KTT APEC Business Advisory Council (ABAC) yang dilakukansecara virtual. Foto: Dok. Biro Pers Setpres
"Tahun 2019, UMKM berkontribusi terhadap 52 persen PDB (Produk Domestik Bruto) Asia Pasifik dan berhasil menyerap 50 persen tenaga kerja. Di Indonesia, 64 persen pelaku UMKM adalah perempuan. Artinya, memberdayakan UMKM di Indonesia juga memberdayakan perempuan," ujar Jokowi melalui keterangan resminya, Jumat (12/11).
ADVERTISEMENT
Fokus kedua yakni terkait upaya penanganan dampak perubahan iklim dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Dia mengatakan, penanganan dampak perubahan iklim, harus dilakukan secara berimbang dengan pembangunan sosial dan ekonomi masyarakat, untuk memenuhi target pembangunan berkelanjutan.
"Konservasi hutan dan kekayaan laut, serta transformasi menuju energi baru dan terbarukan harus mensejahterakan masyarakat bawah. Transisi menuju ekonomi rendah karbon ini harus dilakukan secara adil dan kolaboratif," jelasnya.
Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Ketua ABAC Indonesia Anindya Bakrie (kedua dari kiri) saat berdialog dengan para pimpinan negara anggota APEC dan anggota ABAC, dalam KTT APEC Business Advisory Council (ABAC) yang dilakukansecara virtual. Foto: Dok. Biro Pers Setpres
Jokowi menilai dukungan pendanaan dan alih teknologi ramah lingkungan sangat diperlukan untuk mendukung berbagai aksi mitigasi perubahan iklim di negara sedang berkembang.
Dia juga menekankan, Indonesia menempatkan investasi industri berkelanjutan dan hijau sebagai prioritas. Proyek prioritas Indonesia antara lain pembangunan kawasan industri hijau, pembangunan rantai pasok industri baterai sampai mobil listrik, serta perdagangan karbon yang sangat besar potensinya.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu, kami mengundang para investor dan pelaku usaha dari kawasan APEC untuk makin banyak bersinergi dan memanfaatkan peluang yang besar di Indonesia," tutupnya.