Jokowi Targetkan Investasi 2023 Rp 1.400 T, Bahlil: Presiden Seng Ada Lawan

24 Januari 2023 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2022 di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022).  Foto: Dok. Kementerian Investasi
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam Rapat Koordinasi Nasional Investasi 2022 di Ritz Carlton, Jakarta, Rabu (30/11/2022). Foto: Dok. Kementerian Investasi
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi menargetkan realisasi investasi di 2023 tembus di angka Rp 1.400 triliun. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan target investasi di 2022 sebesar Rp 1.200 triliun.
ADVERTISEMENT
"Ini sudah sangat paten mudah-mudahan target tahun ini Rp 1.400 triliun bisa tercapai, tambah kerja ekstra untuk capai ini," kata Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Gedung BKPM, Selasa (24/1).
Bahlil Lahadalia menjelaskan, target tersebut berangkat dari realisasi investasi yang moncer di 2022 yakni 106 persen dari target Rp 1.200 triliun atau mencapai Rp 1.207 triliun. Terdapat dua hal yang menjadi tantangan dalam merealisasikan target tersebut.
Pertama, kondisi global yang penuh ketidakpastian, padahal kontribusi investasi asing di Indonesia sangatlah besar. Di tahun 2022, foreign direct investment (FDI) di Indonesia mencapai 53 persen dari total realisasi investasi Rp 1.207 triliun.
"Artinya kalau kondisi global nggak bagus gimana kondisi FDI?" kata dia.
Seremoni penyerahan 5 bus listrik Foxconn dan Indika Energy kepada Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022). Foto: Kementerian Investasi/BKPM
Tahun 2023 merupakan awal dari tahun politik di Indonesia. Hal tersebut merupakan tantangan kedua dalam merealisasikan target investasi 2023. Menurut Bahlil, investor akan melakukan wait and see ketika berinvestasi di tahun politik ini.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dia menyarankan seluruh jajaran pemerintah untuk bekerja sama dalam menjaga stabilitas politik di Indonesia. Sebab, stabilitas merupakan kunci utama dalam menjaga ekonomi dan iklim investasi di Indonesia.
"Tahun ini lebih berat dari 2022, jujur aja. Itulah Bapak Presiden Jokowi memang seng ada lawan. Jadi beliau itu selalu optimis yang terukur dan suka tantangan," terang Bahlil.
"Ke depan yang akan menjadi pemimpin, kalau mentalnya nggak kuat ya sudah wayam naunal ma'un," katanya.