Jokowi Ungkap Sejak 7 Tahun Lalu Sudah Minta Merger Pelindo

14 Oktober 2021 12:52 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo resmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu di Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo resmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu di Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi merger Pelindo I hingga IV menjadi PT Pelabuhan Indonesia (Persero). Menurutnya, sejak tujuh tahun lalu sudah meminta adanya merger dan pembentukan holding ini, namun tidak terealisasi.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut diutarakan Jokowi dalam peresmian Terminal Multipurpose Wae Kelam di Pelabuhan Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/10). Pelabuhan ini dikelola oleh PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo.
"Tujuh tahun lalu sudah saya perintahkan saat itu ke Menteri BUMN, ke seluruh direktur utama Pelindo I, II, III, dan IV untuk segera menholdingkan Pelindo ini. Saya tunggu-tunggu tujuh tahun, tidak terealisasi," kata dia dalam peresmian terminal di lokasi yang disiarkan virtual di YouTube Sekretariat Negara.
Suasana aktivitas kendaraan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok. Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
Dia menuturkan, karena saat itu pembentukan holding yang tidak terealisasikan, akhirnya dibentuk virtual holding. Ini yang akhirnya menjadi transisi untuk pembentukan holding Pelindo yang baru diresmikan 1 Oktober 2021 lalu.
Dia pun memberikan selamat kepada Direktur Utama Holding Pelindo Arif Suhartono atas keberhasilan pembentukan holding ini. Harapannya, biaya logistik Indonesia bisa berkurang dan bersaing dengan negara lain.
ADVERTISEMENT
Jokowi menyebut biaya logistik di Indonesia mencapai 23 persen. Sedangkan negara tetangga hanya 12 persen.
"Artinya ada yang tidak efisien di negara kita. Oleh karena itu kenapa kita bangun infrastruktur, baik itu jalan, pelabuhan, airport, karena kita ingin produk-produk kita, barang-barang kita bisa bersaing kalau kita adu, kompetisi dengan produk negara lain," katanya.
Presiden Joko Widodo resmikan Terminal Multipurpose Wae Kelambu di Pelabuhan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (14/10). Foto: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden
Dia juga meminta dengan adanya Holding Pelindo ini, dicarikan mitra kerja sama yang luas, sehingga terkoneksi dengan negara-negara lain. Apalagi, penggabungan keempat Pelindo ini menjadikan Indonesia memiliki pelabuhan terbesar ke delapan di dunia.
"Inilah yang kita harapkan. Nanti perusahaan-perusahaan lain juga seperti itu. Jangan sampai kecil-kecil (pelabuhannya) bertebaran, sehingga kekuatannya menjadi minim," terang Jokowi.