Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Siang (17/3) ini, jembatan multiguna atau Skybridge Tanah Abang , Jakarta Pusat tampak padat. Selain karena banyaknya pedagang yang berjualan di sini, masyarakat juga berdatangan untuk berbelanja.
ADVERTISEMENT
Rian, salah seorang pedagang daster batik wanita di Skybridge mengaku telah membuka lapaknya selama dua bulan. Selama berjualan di Skybridge Tanah Abang , omzet dagangannya meningkat hampir 100 persen dalam 1 hari.
“Kalau dari penjualan lebih ramai di atas (Skybridge). Omzet saya juga naik, kalau biasanya itu cuma dapet Rp 1 juta per hari. Ini bisa dapat sampai Rp 2 juta,” katanya kepada kumparan saat ditemui di Skybridge Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu (17/3).
Selain omzet yang meningkat, Rian merasakan manfaat lain dengan berjualan di sini.
“Saya jadi enggak kepanasan, kalau hujan enggak perlu takut genangan air. Selain itu kalau hujan biasanya di bawah pembeli sepi, tapi di atas malah rame karena sekalian berteduh kan,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ada pula Dwi, pedagang kaus kaki di Skybridge Tanah Abang, juga mengaku bahagia berjualan di sini. Dwi sudah berjualan kaus kaki selama 5 tahun di trotoar Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang.
Selama berdagang di trotoar, Dwi hanya memperoleh pendapatan sebesar Rp 300 ribu per bulan.
“Kalau di atas, omset saya jadi Rp 1,5 juta per bulan. Naik dibanding dulu masih di bawah jualannya. Lebih enak di sini jualannya, saya enggak mau pindah ke bawah lagi,” tuturnya.
Para pedagang yang berjualan di Skybridge Tanah Abang dikenakan biaya sewa per bulan sekitar Rp 560 ribu per bulan. Meski begitu, rata-rata para pedagang ini tidak keberatan untuk membayarkannya.
“Yah daripada kami di bawah, kadang susah kalau diusir petugas lebih baik kami di sini bisa jualan dengan tenang,” kata Yuni, penjual pakaian kebaya wanita di Skybridge.
ADVERTISEMENT