Jumlah Pengangguran di Indonesia Tembus 9,7 Juta Orang, Tertinggi Sejak 2008

5 November 2020 17:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para buruh korban PHK membuat masker untuk penanganan virus corona, di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cilincing, Jakarta, Selasa (7/4). Foto: Dok. Biro Humas Kemnaker
zoom-in-whitePerbesar
Para buruh korban PHK membuat masker untuk penanganan virus corona, di Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cilincing, Jakarta, Selasa (7/4). Foto: Dok. Biro Humas Kemnaker
ADVERTISEMENT
Jumlah pengangguran di Indonesia tembus 9,7 juta orang per Agustus 2020. Angka ini naik 2,67 juta orang dibandingkan Agustus 2019.
ADVERTISEMENT
Jumlah pengangguran tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 2008. Pada Agustus 2008, jumlah pengangguran mencapai 9,39 juta orang. Bahkan di masa kepresidenan Jokowi sejak 2014, angka pengangguran di Agustus ini merupakan yang tertinggi.
Angka pengangguran di Agustus tahun ini juga lebih tinggi jika dibandingkan saat resesi ekonomi tahun 1998, sebanyak 5,04 juta orang menganggur.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, jumlah pengangguran melonjak disebabkan pandemi COVID-19, yang menekan hampir seluruh sektor ekonomi. Akibatnya, banyak masyarakat kehilangan pekerjaan dan jam kerja yang berkurang.
"Dampak COVID-19 tidak hanya diukur kenaikan pengangguran, tapi juga seberapa besar pekerjaan hilang akibat pandemi," ujar Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Kamis (5/11).
Adapun tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mengalami kenaikan, dari 5,23 persen di Agustus 2019 menjadi 7,07 persen di Agustus 2020.
ADVERTISEMENT
Tingkat pengangguran terbuka itu terjadi karena adanya kenaikan jumlah angkatan kerja 2,36 juta orang menjadi 138,22 juta orang per Agustus 2020. Namun demikian, dari jumlah ini hanya 128,45 juta orang yang bekerja atau turun 310 ribu orang.
Jika dirinci lebih lanjut dari jumlah orang yang bekerja tersebut, sebanyak 82,02 juta orang merupakan pekerja penuh. Angka ini turun 9,46 juta orang.
Sejumlah pekerja pabrik berjalan di luar area pabrik saat jam istirahat di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (7/4/2020). Foto: ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
Selanjutnya pekerja paruh waktu berjumlah 33,34 juta orang atau naik 4,32 juta orang. Sedangkan setengah penganggur berjumlah 13,09 juta orang atau naik 4,83 juta orang.
BPS juga menyaring data tersebut terhadap pekerja yang terdampak COVID-19. Hasilnya, jumlah pekerja yang terdampak corona itu sebanyak 29,12 juta orang.
Rinciannya yakni sebanyak 2,56 juta orang merupakan pengangguran karena COVID-19, sebanyak 0,76 juta orang bukan angkatan kerja karena COVID-19.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sebanyak 1,77 juta orang sementara tidak bekerja karena COVID-19, dan 24,03 juta orang merupakan bekerja dengan pengurangan jam kerja atau shorter hours karena COVID-19.
"Dampak COVID-19 terhadap pekerjaan tidak hanya dari peningkatan pengangguran, tapi juga berbagai sisi. Total penduduk usia kerja terdampak pekerjaannya karena COVID-19 sebanyak 29,12 juta orang dan dipresentasikan ke penduduk usia kerja sekitar 14,28 persen," ujarnya.