Kadin Beberkan Alasan Investor Asing Ogah Masuk Indonesia

10 Oktober 2019 10:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana FGD Soal Non Tariff Measures di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2019). Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana FGD Soal Non Tariff Measures di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Kamis (10/10/2019). Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia membeberkan penyebab investor asing ogah menanamkan investasi di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perindustrian, Jhonny Darmawan, menjelaskan faktor yang paling utama adalah saat ini investor asing tidak mendapatkan kepastian hukum dari pemerintah.
"Masalahnya kenapa enggak mau masuk ke Indonesia? tidak ada kepastian hukum," tegas dia saat sambutan FGD Non Tariff Measures Sebagai Instrumen Perlindungan Industri Dalam Negeri, Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (10/10).
Jhonny mencontohkan, investor asing akan mendapat insentif jika menanamkan investasi di Indonesia. Tapi nyatanya selang 5-6 tahun investor belum mendapat kepastian hukum mengenai insentif yang diberikan pemerintah.
Wakil Ketua Umum Bidang Perindustrian Kadin Indonesia, Jhonny Darmawan di Menara Kadin, Jakarta Selatan, Senin (19/8). Foto: Abdul Latif/kumparan
"Sekali dikasih insentif, insentif, sampai 5-6 tahun enggak dikasih (insentif)," jelasnya.
Kepastian hukum menjadi sangat penting dalam menarik investor asing datang. Sebab, hal ini akan memberikan kepastian dan keberlangsungan usaha ke depannya.
ADVERTISEMENT
Hal ini tercermin dari data World Bank menyampaikan, dari 33 industri China yang relokasi, itu 23 relokasi ke Vietnam, yang 10 itu berpencar ke negara-negara ASEAN lain seperti Kamboja, Myanmar, Thailand, Malaysia, tidak satupun di Indonesia.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati menambahkan, penyebab lain karena cost produktivitas tenaga kerja Indonesia sangat rendah. Penyebabnya, jadwal libur yang terlalu banyak.
"Hari libur di Indonesia terlalu banyak. Kalau industri padat karya yang mereka keluhkan adalah hari libur Vietnam cuma 11 hari kita lebih dari (itu)," timpalnya.