KAI Tambah Utang Rp 4,2 Triliun untuk Proyek LRT Jabodebek

18 September 2020 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo melalukan Penandatanganan Perjanjian Perubahan dan Pernyataan Kembali atas Perjanjian Kredit Sindikasi dengan 15 Bank untuk Proyek LRT Jabodebek, Jumat (18/9). Foto: KAI
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo melalukan Penandatanganan Perjanjian Perubahan dan Pernyataan Kembali atas Perjanjian Kredit Sindikasi dengan 15 Bank untuk Proyek LRT Jabodebek, Jumat (18/9). Foto: KAI
ADVERTISEMENT
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menambah utang Rp 4,2 triliun untuk membiayai pembangunan proyek LRT Jabodebek. Utang baru ini diberikan dalam bentuk sindikasi melalui Penandatanganan Perjanjian Perubahan dan Pernyataan Kembali atas Perjanjian Kredit Sindikasi oleh 15 bank yang terdiri dari bank BUMN, bank daerah, bank swasta, dan bank asing.
ADVERTISEMENT
Ke-15 lembaga yang memberikan utang ini terdiri Bank Mandiri, BNI, BRI, BCA, CIMB Niaga, PT SMI, Bank DKI, MUFG, Hana Bank, Shinhan Bank Indonesia, Bank Sumut, Bank Mega, Bank Permata, Bank BJB, dan Bank Papua.
Dengan tambahan utang baru ini, maka total biaya yang sudah dipinjam KAI sebesar Rp 23,45 triliun. Sebab, pada 2017 lalu KAI meminjam Rp 18,1 triliun untuk kredit investasi dan Rp 1,15 triliun untuk kredit modal kerja dalam proyek ini.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan dengan adanya tambahan pinjaman ini diharapkan penyelesaian Depo dan Stasiun proyek LRT Jabodebek dapat segera terealisasi sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
“Saya berterima kasih atas kerja sama seluruh pihak dalam pelaksanaan proyek LRT Jabodebek ini. Dengan dukungan penuh dari perbankan, kami optimis LRT Jabodebek dapat selesai tepat waktu. LRT Jabodebek akan menjadi andalan baru masyarakat untuk bertransportasi dari kawasan bogor, depok, dan bekasi, menuju ibukota,” kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (18/9).
ADVERTISEMENT
L
Foto udara pembangunan jalur LRT Jabodebek di kawasan Pancoran, Jakarta, Minggu (2/8). Foto: Muhammad Adimaja/ANTARA FOTO
Penandatanganan addendum perjanjian tersebut dilakukan di dua tempat yaitu Gedung Jakarta Railways Center (JRC) dan Kantor Pusat PT KCI dengan metode virtual pada hari ini dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan, dan menunjukkan surat hasil Rapid Test non reaktif atau Swab Test yang negatif.
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo, sementara dari bank sindikasi diwakili masing-masing Direksi atau yang dikuasakan. Penandatanganan juga disaksikan secara virtual oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian BUMN, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Perhubungan.
Didiek menambahkan, penandatanganan ini merupakan bentuk komitmen KAI dan perbankan dalam merampungkan proyek LRT Jabodebek yang ditargetkan dapat beroperasi pada pertengahan Tahun 2022. Penandatanganan ini merupakan kolaborasi KAI dan perbankan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Diharapkan dengan adanya transportasi massal yang dapat diandalkan, dapat semakin meningkatkan mobilitas masyarakat dalam beraktivitas sehingga mempercepat pemulihan ekonomi nasional nantinya,” ucapnya.
Petugas melintasi gerbong kereta 'light rail train' atau lintas rel terpadu (LRT) di Stasiun Harjamukti, Cimanggis, Depok, Rabu (4/12). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Sesuai Perpres No. 49 Tahun 2017, KAI diberi penugasan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan sarana dan prasarana proyek LRT Jabodebek, mulai dari pembangunan atau pengadaan, pengoperasian, perawatan, dan pengusahaan aset sarana dan prasarana dengan masa konsesi selama 50 tahun sejak ditandatanganinya berita acara beroperasinya LRT Jabodebek. Rencananya, LRT Jabodebek akan beroperasi 560 kali perjalanan per hari pada hari kerja dengan headway rata-rata 3 sampai 6 menit.
Untuk mengakomodir kebutuhan mobilisasi masyarakat, KAI menyediakan 18 Stasiun pemberhentian LRT Jabodebek. Setiap rangkaian LRT Jabodebek terdiri dari 6 (enam) kereta yang dapat dioperasikan tanpa masinis. LRT Jabodebek diproyeksikan mampu melayani 116 ribu pengguna per hari pada awal masa operasinya dan diharapkan meningkat menjadi 474 ribu pengguna per hari pada 2071.
ADVERTISEMENT