Kaleidoskop 2021: Pasar Tanah Abang yang Melegenda dan Kisah Haji Lulung

31 Desember 2021 11:21 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pasar Tanah Abang saat perpanjangan PPKM Level 3. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pasar Tanah Abang saat perpanjangan PPKM Level 3. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Pasar Tanah Abang di kawasan Jakarta Pusat, bisa dibilang pasar yang melegenda. Legenda itu kembali mencuat seiring meninggalnya Haji Lulung, politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang juga dikenal sebagai tokoh Pasar Tanah Abang di era modern ini.
ADVERTISEMENT
Tak berlebihan menyebut Pasar Tanah Abang sebagai legenda, karena pasar itu diketahui telah berdiri sejak abad 18 atau sekitar tahun 1740-an. Pasar yang didirikan Yustinus Vinck itu, semula dikenal sebagai Pasar Sabtu karena hanya buka di hari Sabtu.
Perjalanan panjang pasar itu hingga era modern terkini, mencuatkan nama tokoh Lulung Ahmad Lunggana atau Haji Lulung yang juga merupakan pengusaha di Tanah Abang.
Kenangan akan Pasar Tanah Abang muncul seiring dengan meninggalnya Haji Lulung pada Senin (14/12). Lulung sempat dirawat di RS karena sakit. "Iya betul. Meninggal di RS Harapan Kita," ucap Sekwil PPP DKI Jakarta, Najmi Mumtaza Rabbany.
Sejarah Pasar Tanah Abang
Pasar Tanah Abang dibangun sejak 1735 oleh Yustinus Vinck. Dulu Tanah Abang hanya diizinkan untuk berjualan tekstil dan barang kelontong yang hanya buka pada Sabtu.
Suasana Stasiun Tanah Abang pascarekayasa perjalanan KRL di Jakarta, Senin (3/5/2021). Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
Terjadi banyak peristiwa di tengahnya, hingga pada 1899 Pasar Tanah Abang mulai berkembang dengan hadirnya Stasiun Tanah Abang. Juga mulai dibangun tempat seperti Masjid Al-Makmur dan Klenteng Hok Tek Tjen Sien.
ADVERTISEMENT
Pada 1973, Pasar Tanah Abang diremajakan dan dibangun 4 bangunan berlantai empat.
Kelompok yang Berkuasa di Tanah Abang
Pasar Tanah Abang sempat memiliki beberapa kelompok penguasa. Waktu itu ada kelompok Timor yang dipimpin Hercules Rozario Marshal dan kelompok Betawi yang dipimpin Muhammad Yusuf Muhi alias Bang Ucu. Keduanya menguasai Tanah Abang.
Haji Lulung masuk ke kubu Hercules waktu itu. Namun setelah kekuasaan Hercules jatuh, Bung Ucu sempat memburu Haji Lulung, tapi akhirnya malah dilindungi karena dinilai memiliki potensi.
Kisah Haji Lulung
Pada tahun 2000, Haji Lulung akhirnya mengambil alih kekuasaan Bang Ucu dan menguasai usaha perparkiran dan pengamanan di Tanah Abang. Lulung menempuh jalur resmi dengan mendirikan PT Putrajaya Perkasa, kemudian berkembang berturut-turut mendirikan PT Tujuh Fajar Gemilang dan PT Satu Komando Nusantara.
ADVERTISEMENT
Haji Lulung di Deklarasi Perindo untuk Anies-Sandi. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Selain itu, Lulung juga mendirikan kantor pengacara yang bernama Haji Lulung & Associates. Bisnisnya kian besar dan berhasil mempekerjakan ribuan orang. Sebagai balas jasa, Lulung rutin mengirim setoran kepada Bang Ucu setiap bulan.
"Saya besar di Tanah Abang sejak menjadi tukang sampah, tukang loak, hingga punya bisnis properti, toko, operator parkir, dan jasa keamanan," tutur Lulung dalam sebuah wawancara pada 2015.
Dengan posisinya ini, Haji Lulung sering disebut sebagai preman Tanah Abang. Namun dalam sebuah kesempatan, Lulung mengaku enggan disebut sebagai preman Tanah Abang. Menurutnya dia berbisnis secara legal.
Sementara kiprahnya di dunia politik dimulai dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kemudian dia sempat pindah ke Partai Bintang Reformasi (PBR), dan Partai Amanat Nasional (PAN). Namun akhirnya kembali ke partai pertamanya yakni PPP hingga Haji Lulung meninggal dunia pada 14 Desember 2021 di usia 62 tahun.
ADVERTISEMENT