Kandidat Terbaik Injeksi CO2, Studi EOR Lapangan Sukowati Rampung Desember 2022

28 Oktober 2022 14:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru yang berada di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur berhasil lakukan pengaliran gas perdana atau Gas On Stream (GoS), Selasa (20/9/2022). Foto: Dok. SKK Migas
zoom-in-whitePerbesar
Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru yang berada di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur berhasil lakukan pengaliran gas perdana atau Gas On Stream (GoS), Selasa (20/9/2022). Foto: Dok. SKK Migas
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan studi injeksi CO2 di proyek Enhanced Oil Recovery (EOR) lapangan migas Sukowati akan rampung di Desember 2022.
ADVERTISEMENT
Kepala UPP JTB SKK Migas, Waras Budi Santosa, menuturkan injeksi CO2 ke lapangan tersebut akan berasal dari Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung-Biru (JTB) yang memiliki kandungan CO2 yang besar.
"Desember ini final subsurface-nya, studinya, dari studi subsurface nanti akan masuk ke tahapannya field trial, kemudian pilot," ungkapnya kepada awak media di Bojonegoro, Rabu (26/10).
Setelah melalui tahapan pilot project, lanjut Waras, PT Pertamina EP selaku operator pengembangan EOR Lapangan Sukowati akan mengajukan Plan of Development (PoD), kemudian Final Investment Decision (FID), baru injeksi CO2 ini bisa terlaksana atau on-stream.
"Perencanaan di SKK Migas targetkan on-stream untuk injeksi CO2 ke Sukowati sekitar 2026-2027. Jadi masih lama, tapi itu adalah roadmap menciptakan area JTB maupun pengembangan lapangan lain bisa jadi zero emission," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Dia mengungkapkan, total produksi gas di Lapangan JTB mencapai 192 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD). Namun sebenarnya, total kapasitas lapangan ini mencapai 315- 330 MMSCFD.
Hal ini disebabkan hasil produksi JTB mengandung banyak komponen selain gas, seperti CO2 sebesar 30 persen, 0,6 persen H2S (Hidrogen sulfida), dan komponen lain yang tidak diinginkan.
Kepala UPP JTB SKK Migas, Waras Budi Santosa. Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
Dengan demikian, total CO2 yang diproduksi dari JTB mencapai 100 juta CO2 per hari. "Ini jadi PR kami adalah emisi CO2, karena dari 315-330 MMSCFD raw gas ini, hampir 100 juta (ton) adalah CO2," tuturnya.
Sambil menunggu proyek EOR Sukowati rampung, untuk mengurangi emisi karbon, Waras mengatakan produksi CO2 di Lapangan JTB masih harus melalui pembakaran sempurna atau gas flaring.
ADVERTISEMENT
"Kami panaskan, baru kami venting, jadi bukan CO2 polos langsung dibuang ke udara karena itu sangat mencemari. tapi yang kita buang adalah CO2 yang sudah dipanaskan," tegasnya.

EOR Sukowati Kandidat Terbaik Injeksi CO2

Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan Injeksi CO2 untuk EOR/EGR akan dilakukan di berbagai lapangan migas yang berpotensi dekarbonisasi. Lapangan migas Sukowati merupakan salah satu lapangan yang potensial untuk injeksi CO2.
"Lapangan Sukowati merupakan one of the best candidate untuk pilot injeksi CO2. Sukowati tekanannya lebih tinggi, tidak sekompleks di Lapangan Jatibarang," ungkapnya melalui keterangan resmi, dikutip Jumat (28/10).
Dirjen Migas Tutuka Ariadji. Foto: Kementerian ESDM
Selain Lapangan Sukowati, lapangan migas lainnya yang dibidik untuk injeksi CO2 adalah Gundih, Ramba Subang, Akasia Bagus, dan Betung. Lapangan-lapangan tersebut dikelola Pertamina Hulu Energi (PHE) dengan potensi dekarbonisasi di kisaran 15 juta ton carbon equivalent.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan protek injeksi CO2 yang dilakukan di Rang Dong - Vietnam, Tutuka mencatat peningkatan produksi yang bisa diperoleh sekitar 1,5 kali. "Injeksinya seperti ini juga, satu sumur dan bisa naik (produksinya) 1,5 kali. Dia lebih susah pengadaan CO2-nya, tapi berhasil naik 1,5 kali lipat," jelas Tutuka.