Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, kondisi tersebut saat ini tampaknya mulai berubah. Kapal asing pencuri ikan kembali masuk ke laut Indonesia, seperti di Natuna yang berbatasan dengan beberapa negara. Kapal-kapal ikan asing langsung menyerbu masuk hanya berselang seminggu setelah Susi Pudjiastuti lengser dari jabatannya. Bahkan, nelayan asing yang dikawal Coast Guard negara asalnya berani mengintimidasi nelayan lokal.
Berikut rangkuman kumparan soal kapal asing pencuri ikan kembali masuki perairan Indonesia.
Susi Lengser, Kapal Ikan Asing Menyerbu
Herman, Ketua Nelayan Lubuk Lumbang di Kabupaten Natuna, sudah mendapat banyak laporan dan bukti-bukti berupa foto dan video terkait serbuan kapal-kapal asing pencuri ikan.
"Selang satu minggu sejak pergantian menteri (Susi Pudjiastuti diganti Edhy Prabowo), info dari anggota kami langsung banyak kapal asing. Sebulan kemudian makin ramai," ujar Herman kepada kumparan, Minggu (29/12).
ADVERTISEMENT
Bahkan kapal Coast Guard China turut mengawal kapal-kapal nelayan dari negaranya untuk mencuri ikan di perairan Indonesia. Kata Herman, pada 26 Oktober 2019 anggota kelompoknya sempat diusir oleh kapal Coast Guard China, padahal sedang berada di wilayah Indonesia.
Sementara Dedek, warga Kecamatan Pulau Tiga Barat di Natuna, mengunggah video puluhan kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Natuna. Video tersebut diambil pada 23 Desember 2019.
Ia menyebutkan, kapal ikan asing tersebut diperkirakan sedikitnya terdiri 20 pasang kapal. Beraktivitas sebagai kapal pukat gandeng (2 kapal 1 jaring).
Pukat seperti ini dilarang di Indonesia karena dapat merusak karang. Selain itu semua jenis ikan ikut terjaring, termasuk anak ikan.
ADVERTISEMENT
"Sekitar 40 kapal mungkin. Sebagian besar berbendera Vietnam, tapi ada yang berbendera Malaysia," ujar Dedek seperti dikutip kepripedia.
Herman maupun Dedek mengaku sudah melaporkan kejadian-kejadian itu ke aparat keamanan. Tapi sampai saat ini, kapal-kapal ikan asing masih bebas berkeliaran di perairan Natuna.
Menurut Pengamat Perikanan dari Center for Public Policy Transformation, Abdul Halim, kembali maraknya pencurian oleh kapal ikan asing ini karena pengawasan pemerintah sekarang lebih kendor.
Bukan hanya di Natuna, serbuan kapal ikan asing juga terjadi di daerah-daerah perbatasan lain. Misalnya di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715, perairan Maluku Utara, banyak kapal-kapal asing asal Filipina masuk.
"Perairan negara-negara tetangga memang sudah menurun stok ikannya, jadi mereka masuk ke Indonesia," ucap Halim.
ADVERTISEMENT
Ia pun meminta agar Menteri Kelautan dan Perikanan saat ini, Edhy Prabowo, kembali memperkuat pengawasan seperti di era Susi Pudjiastuti. Cara kerja Satgas 115 di era Susi, ia menambahkan, bisa dijadikan contoh.
Satgas 115 tak harus dihidupkan lagi, sebab sudah ada Badan Keamanan Laut (Bakamla), TNI AL, Polair, dan Ditjen PSDKP. Intinya, yang dibutuhkan adalah koordinasi dan pengawasan yang kuat.
Nelayan Natuna Rindu Susi
Rata-rata kapal ikan asing yang masuk ke Natuna berukuran di atas 30 Gross Ton (GT) dan menggunakan pukat harimau (trawl). Tak hanya makin banyak, kapal ikan asing juga semakin berani. Menurut pengakuan dari para anggotanya, kapal-kapal asing pencuri ikan ini sudah berani mengusir kapal nelayan lokal.
ADVERTISEMENT
“Kami sering diuber-uber kapal asing. Mereka nabrak-nabrak kapal kita. Di media sosial, di Natuna sudah heboh soal ini," tuturnya.
Akibat maraknya kapal ikan asing, hasil tangkapan nelayan lokal jadi merosot. Stok ikan yang melonjak di era Susi Pudjiastuti, kini dijarah kapal asing. "Pendapatan kami di era Ibu Susi melimpah ruah, sekarang turun drastis," ungkap Herman, Ketua Nelayan Lubuk Lumbang di Kabupaten Natuna.
Herman mengaku sudah melaporkan kejadian ini ke aparat keamanan. Tapi sejauh ini kapal ikan asing masih bebas berkeliaran mencuri di perairan Indonesia.
"Sudah dilaporkan ke perwira tinggi di Natuna, termasuk di Jakarta. Katanya sudah ada KRI yang patroli di Natuna. Tapi kok masih banyak kapal ikan asing bebas lewat di laut kita?" ujarnya heran.
ADVERTISEMENT
Pihaknya pun mengaku rindu dengan ketegasan Susi Pudjiastuti dalam menjaga kekayaan laut Indonesia.
Nelayan Lokal Diusir Coast Guard China di Laut Natuna
Beredar video yang menunjukkan kehadiran kapal-kapal ikan asing di perairan Natuna. kumparan memperoleh video tersebut dari Herman, Ketua Nelayan Lubuk Lumbang, Kelurahan Bandarsyah, Kecamatan Bunguran Timur, Kabupaten Natuna.
Herman menuturkan, kapal ikan asing itu 'menyerbu' perairan Natuna sejak seminggu setelah Susi Pudjiastuti lengser dari jabatannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
Kapal-kapal ikan asing dari Vietnam dan China semakin berani. Bahkan kapal Coast Guard China turut mengawal kapal-kapal ikan dari negaranya yang mencuri di perairan Indonesia. Kata Herman, pada 26 Oktober 2019 anggota kelompoknya sempat diusir oleh kapal Coast Guard China, padahal sedang berada di wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Coast Guard China ikut mengawal, ngusir nelayan anggota saya. Padahal nelayan saya dikasih peta TNI AL, berdasarkan peta itu masih di laut kita," ujar Herman.
Berdasarkan data Automatic Identification System (AIS) pada 28 Desember 2019, kapal Coast Guard China yang mengawal kapal ikan asing berada sekitar 3.8 Nautical Miles dari Garis Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia-Malaysia.
Menurut pantauan nelayan dari kelompok Herman, rata-rata kapal ikan asing yang masuk ke Natuna berukuran di atas 30 Gross Ton (GT) dan menggunakan pukat harimau (trawl).
Kapal-kapal asing memiliki 'kapal induk' yang bersiaga di perbatasan. Kapal-kapal ini memindahkan hasil tangkapannya ke kapal induk lalu kembali masuk ke perairan Natuna untuk mencuri ikan. Selain dari China, banyak juga kapal ikan asing dari Vietnam.
ADVERTISEMENT
Herman mengaku sudah melaporkan kejadian ini ke aparat keamanan. Pihaknya berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mengusir kapal-kapal ikan asing yang menjarah kekayaan Laut Natuna.
“KRI harus standby di perbatasan. Kok kapal asing bebas lewat di laut kita? Kok didiamkan," tanyanya.