Susi Lengser, Kapal Ikan Asing Menyerbu

29 Desember 2019 15:52 WIB
comment
20
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal asing pencuri ikan berbendera Malaysia. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapal asing pencuri ikan berbendera Malaysia. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
Nelayan di perairan Natuna kesal, kapal-kapal ikan asing langsung menyerbu masuk hanya berselang seminggu setelah Susi Pudjiastuti lengser dari jabatannya sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan.
ADVERTISEMENT
Herman, Ketua Nelayan Lubuk Lumbang di Kabupaten Natuna, sudah mendapat banyak laporan dan bukti-bukti berupa foto dan video terkait serbuan kapal-kapal asing pencuri ikan.
"Selang satu minggu sejak pergantian menteri (Susi Pudjiastuti diganti Edhy Prabowo), info dari anggota kami langsung banyak kapal asing. Sebulan kemudian makin ramai," ujar Herman kepada kumparan, Minggu (29/12).
Bahkan kapal coast guard China turut mengawal kapal-kapal ikan dari negaranya yang mencuri di perairan Indonesia. Kata Herman, pada 26 Oktober 2019 anggota kelompoknya sempat diusir oleh kapal coast guard China, padahal sedang berada di wilayah Indonesia.
Sementara Dedek, warga Kecamatan Pulau Tiga Barat di Natuna, mengunggah video puluhan kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Natuna. Video tersebut diambil pada 23 Desember 2019.
ADVERTISEMENT
Ia menyebutkan, kapal ikan asing tersebut diperkirakan sedikitnya terdiri 20 pasang kapal. Beraktivitas sebagai kapal pukat gandeng (2 kapal 1 jaring).
Pukat seperti ini dilarang di Indonesia karena dapat merusak karang. Selain itu semua jenis ikan ikut terjaring, termasuk anak ikan.
"Sekitar 40 kapal mungkin. Sebagian besar berbendera Vietnam, tapi ada yang berbendera Malaysia," ujar Dedek seperti dikutip kepripedia.
Herman maupun Dedek mengaku sudah melaporkan kejadian-kejadian itu ke aparat keamanan. Tapi sampai saat ini, kapal-kapal ikan asing masih bebas berkeliaran di perairan Natuna.
Menurut Pengamat Perikanan dari Center for Public Policy Transformation, Abdul Halim, kembali maraknya pencurian oleh kapal ikan asing ini karena pengawasan pemerintah sekarang lebih kendor.
"Belum nampak greget pengawasan di laut. Kapal-kapal asing sudah standby di perbatasan siap-siap masuk. Begitu pengawasan longgar, mereka leluasa. Di Natuna banyak kapal Vietnam dan China," ujar Abdul Halim saat dihubungi kumparan, Minggu (29/12).
ADVERTISEMENT
Bukan hanya di Natuna, serbuan kapal ikan asing juga terjadi di daerah-daerah perbatasan lain. Misalnya di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 715, perairan Maluku Utara, banyak kapal-kapal asing asal Filipina masuk.
"Perairan negara-negara tetangga memang sudah menurun stok ikannya, jadi mereka masuk ke Indonesia," ucap Halim.
Ia pun meminta agar Menteri Kelautan dan Perikanan saat ini, Edhy Prabowo, kembali memperkuat pengawasan seperti di era Susi Pudjiastuti. Cara kerja Satgas 115 di era Susi, ia menambahkan, bisa dijadikan contoh.
Satgas 115 tak harus dihidupkan lagi, sebab sudah ada Badan Keamanan Laut (Bakamla), TNI AL, Polair, dan Ditjen PSDKP. Intinya, yang dibutuhkan adalah koordinasi dan pengawasan yang kuat.
"Saya kira Menteri Kelautan dan Perikanan perlu menggelorakan kembali pengawasan, menggunakan modul kerja yang sudah dilakukan Satgas 115, di bawah Ditjen PSDKP (Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan). Mestinya ini jadi perhatian ekstra," tutupnya.
ADVERTISEMENT