Kasasi Ditolak MA, PT Sritex Diminta Tetap Produksi

20 Desember 2024 8:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pabrik PT Sritex, Jumat (15/11/2024). Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pabrik PT Sritex, Jumat (15/11/2024). Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Mahkamah Agung (MA) telah memutuskan menolak permohonan kasasi emiten tekstil PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex terkait putusan pailit Pengadilan Niaga Semarang yang sebelumnya diajukan oleh PT Indo Bharat Rayon pada Rabu (18/12).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah tetap mendorong Sritex untuk berproduksi. Airlangga mengaku dirinya telah berkomunikasi dengan pihak Sritex untuk tetap produksi.
"Pemerintah mendorong ini going concern, jadi untuk tetap berproduksi. Tadi sore saya juga berbicara dengan management Sritex supaya going concern tetap terjaga," kata Airlangga di kantornya, Kamis (19/12) malam.
Airlangga meminta PT Bank Negara Indonesia (BNI) yang menjadi salah satu kreditur utamanya untuk sejalan dengan pemerintah. Hal ini bertujuan untuk menjaga lapangan kerja di tengah banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Para kreditur termasuk salah satunya yang terbesar kan yang BNI untuk memimpin para kreditur ini agar sejalan dengan pemerintah untuk menjaga lapangan kerja," ujarnya.
Airlangga berharap agar industri padat karya dapat memperbarui mesin produksinya. Pemerintah juga telah membuat kebijakan bantuan untuk industri padat karya yaitu dengan subsidi kredit investasi sebesar 5 persen. Dengan dukungan tersebut, diharapkan industri padat karya dapat mengganti mesin produksi.
ADVERTISEMENT
"Nah ini upaya untuk mendorong supaya mereka ganti mesin. Tapi mereka harus aktif, mereka yang betul-betul ingin melakukan modernisasi pabrik dan biasanya kan kalau kredit investasi bisa 5-7 atau 8 tahun," kata Airlangga.
"Jadi ini yang terus kita push dan kami juga sampaikan ke perbankan tidak ada industri sunset. Termasuk di tekstil kalau kita lihat di kuartal ketiga terjadi kenaikan. Karena biar bagaimana kalau kita lihat di market yang lifestyle product masih diminati dan ekspornya besar," katanya.