Kawasan Industri Hijau Baru Mau Dibangun, Jokowi: Investor Berebut Antre Masuk

22 November 2021 20:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi Kawasan Industri Terpadu Batang dan Relokasi Investasi Asing ke Indonesia di Gringsing, Batang, Jawa Tengah.  Foto: Dok. Agus Suparto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi Kawasan Industri Terpadu Batang dan Relokasi Investasi Asing ke Indonesia di Gringsing, Batang, Jawa Tengah. Foto: Dok. Agus Suparto
ADVERTISEMENT
Presiden Jokowi akan meresmikan dimulainya pembangunan kawasan industri hijau atau Green Industrial Park di Kalimantan Utara (Kaltara), Desember mendatang. Meski demikian, investor yang mau masuk disebut sudah antre.
ADVERTISEMENT
“Industri yang akan masuk antre ternyata. Ini saya kaget. Kita coba dulu, antre,” kata Presiden Jokowi saat membuka 'The 10th Indonesia EBTKE Conex 2021' di Istana Negara, Jakarta, Senin (22/11).
Presiden Jokowi menjelaskan, Green Industrial Park Kaltara yang mengandalkan sumber daya energi dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, merupakan percobaan pengembangan energi hijau. Proyek ini untuk mewujudkan transisi energi dari sumber daya fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT).
Presiden Joko Widodo meninjau Bendungan Kuningan usai acara peresmian di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Selasa (31/8/2021). Foto: Agus Suparto/via ANTARA FOTO
PLTA tersebut akan menghasilkan listrik hingga 13 ribu Mega Watt (MW). Selain di Sungai Kayan, pemerintah juga akan mencoba mengembangkan EBT dari sumber daya energi di Sungai Mamberamo, Papua.
“Saya sampaikan ke Pak Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, coba dua. Sungai Kayan dan Sungai Mamberamo. Sungai Kayan sudah dihitung kira kira bisa 13.000 MW, Mamberamo bisa kira kira 24.000 MW. Oke, carikan investor yang bisa masuk ke sana,” kata Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Presiden menyebut para investor sudah berebut agar produk yang dihasilkan dapat dicap sebagai green product (produk hijau). Hal itu karena saat ini dan ke depannya, nilai produk menggunakan energi hijau akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan saat menggunakan energi fosil.
“Kalau (percobaan transisi energi) ini jalan, mungkin skenarionya akan lebih mudah. Tapi kalau ini enggak jalan, kalau kita mengharapkan global mau gratisan juga enggak mungkin mereka mau memberikan nombokin,” kata Presiden Jokowi.