Kaya Sejak Bayi, Ini Kiprah 4 Milenial dari Keluarga Crazy Rich Indonesia

29 April 2021 12:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Constance Wu di Premiere Crazy Rich Asians Foto: REUTERS/Mario Anzuoni
zoom-in-whitePerbesar
Constance Wu di Premiere Crazy Rich Asians Foto: REUTERS/Mario Anzuoni
ADVERTISEMENT
Lahir dari keluarga kaya atau crazy rich yang menyandang status konglomerat, para milenial ini dikenal sudah kaya sejak lahir sebagai bayi. Seiring berjalannya waktu, keluarga membekali mereka dengan pendidikan yang memadai. Umumnya, para pewaris konglomerat ini bersekolah di luar negeri.
ADVERTISEMENT
Kini mereka pun sudah dilibatkan dalam pengelolaan bisnis keluarga, hingga ada yang mulai merintis usaha sendiri. Siapa saja mereka dan bagaimana kiprahnya? kumparan merangkumnya dari berbagai sumber:

John Riady, Grup Lippo

CEO PT Lippo Karawaci Tbk, John Riady (kiri). Foto: Twitter @johnriady
Usianya baru 36 tahun, saat ini John Riady menjabat salah seorang direktur di Grup Lippo. Dia juga merangkap CEO di perusahaan properti terkemuka di bawah Grup Lippo yakni PT Lippo Karawaci Tbk.
John Riady merupakan cucu dari pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady. Anak dari James Riady itu, merupakan lulusan Filsafat Politik dan Ekonomi dari Georgetown University. Dia juga menggenggam gelar MBA dari the Wharton School of Business, dan Juris Doctor dari Columbia University Law School.
Meski keluarganya ada di daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes, ada saatnya John Riady juga harus naik ojek, saat mengejar waktu untuk hadir di suatu acara. Masakan kesukaan John Riady juga kuliner asli Indonesia yakni nasi Padang.
ADVERTISEMENT

Warren Tanoesoedibjo, MNC Group

Warren Tanoesoedibjo (atas) bersama orang tuanya. Foto: Instagram/ @liliana_tanoesoedibjo
Anak bungsu dari Bos MNC Group, Hary Tanoesoedibjo, ini usianya baru akan genap 20 tahun pada 21 Juli 2021 nanti. Dia merupakan laki-laki satu-satunya, di antara anak Hary Tanoesoedibjo. Tidak seperti empat kakaknya yang eksis di media sosial, Warren cenderung lebih tertutup.
Namanya mencuat jadi perhatian, saat jadi pembeli motor listrik milik Jokowi, yang dilelang dan terjual di harga Rp 2,55 miliar. Dana tersebut kemudian disalurkan untuk membantu para pekerja seni yang terdampak pandemi COVID-19.
Saat ini, pria bernama lengkap Warren Haryputra Tanoesoedibjo itu tengah menjalani kuliah. Dia sebelumnya lulusan SMA Ipeka Integrated Christian School (IICS) Jakarta.

Putri Tanjung, Trans Corp

Putri Tanjung saat mencoba frame kacamata disela-sela wawancara eksklusif dengan kumparan. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Nama lengkapnya Putri Indahsari Tanjung, anak pertama dari pendiri Trans Corp, Chairul Tanjung. Pada 22 September 2021 nanti, usianya baru akan 25 tahun. Kini Putri Tanjung dikenal sebagai Staf Khusus Milenial Presiden Jokowi dan jadi yang termuda di antara yang lain.
ADVERTISEMENT
Lulusan Academy of Arts, San Francisco, Amerika Serikat, ini juga merupakan founder dari Creativepreneur. Ini merupakan usahanya sendiri yang bergerak di bidang event organizer dan event creator.
Meski ayahnya dikenal sebagai pengusaha sukses, dalam merintis usahanya sendiri Putri Tanjung tak jarang mengalami ditolak klien atau sponsor. Ada saatnya juga pekerjaan yang digarap justru merugi. Tapi dia mengaku bersyukur punya ayah pengusaha yang bisa menjadi mentornya dalam berbisnis.

Axton Salim, Grup Salim

Axton Salim, bos Indofood. Foto: Instagram axtonsalim
Axton Salim yang berusia 42 tahun, merupakan generasi ketiga dari bisnis Grup Salim yang didirikan kakeknya, Liem Sioe Liong alias Soedono Salim. Meski menyandang status sebagai pewaris bisnis keluarga crazy rich, dia tidak langsung masuk sebagai bos.
Bahkan anak dari Anthony Salim ini, sempat bekerja dulu di Credit Suisse di Singapura. Lalu masuk ke bisnis keluarga diawali di PT Indofood Fritolay Makmur sebagai Marketing Manager. Sekarang dia menjabat sebagai salah seorang Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, serta berbagai posisi eksekutif di perusahaan lain milik Grup Salim.
ADVERTISEMENT
Lulusan sekolah bisnis di Colorado, Amerika Serikat, ini juga merintis usahanya sendiri dengan mendirikan startup Block71. Startup ini merupakan inkubator dari kerja sama antara Salim Group dengan National University of Singapore (NUS) Enterprise, yang menghubungkan pelaku startup Indonesia dan Singapura.