KCIC Buka Suara soal Tudingan Whoosh Bikin WIKA Rugi: Penagihan Sesuai Prosedur

16 Juli 2024 22:20 WIB
·
waktu baca 4 menit
KCIC uji kereta inspeksi dan kereta penumpang KCJB yang digandengkan, Minggu (25/6/2023). Foto: KCIC
zoom-in-whitePerbesar
KCIC uji kereta inspeksi dan kereta penumpang KCJB yang digandengkan, Minggu (25/6/2023). Foto: KCIC
ADVERTISEMENT
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) buka suara mengenai pernyataan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) yang menyebut proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) jadi penyebab perusahaan BUMN karya itu merugi. KCIC disebut belum membayar Rp 5,5 triliun atas biaya pembengkakan (cost overrun) proyek ke WIKA.
ADVERTISEMENT
Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa, mengatakan dalam proses pembangunannya, proyek Whoosh sudah mempertimbangkan banyak hal yang telah dikoordinasikan bersama seluruh stakeholder yang terlibat. Termasuk prosedur penagihan biaya-biaya.
"Terkait klaim sebesar Rp 5 triliun yang disampaikan pada sejumlah pemberitaan, dapat kami sampaikan dalam prosesnya semua yang berkaitan dengan penagihan di KCIC harus melalui prosedur administrasi agar dapat dipertanggungjawabkan dengan baik termasuk dari sisi keuangan sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik (GCG)," kata Eva dalam keterangan resmi, Selasa (16/7).
Selain itu, Eva hanya menjelaskan soal tujuan utama dan progres Whoosh selama ini. Kata dia, pembangunan proyek ini bertujuan memajukan transportasi di Indonesia agar dapat meningkatkan konektivitas dan perekonomian antara Jakarta dan Bandung yang modern dan ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Saat ini, operasional Whoosh terus mengalami peningkatan dimana jumlah perjalanan terus bertambah dari 14 perjalanan reguler per hari di Oktober 2023, menjadi 48 perjalanan reguler perhari sejak Mei 2024. Selanjutnya pada awal tahun 2025 di programkan jumlah perjalanan kereta dapat mencapai hingga 62 per hari.
Rata-rata volume penumpang Whoosh perhari juga mengalami peningkatan secara bertahap dengan rekor penumpang tertinggi saat ini sudah mencapai 24 ribu per hari.
Sebelumnya di awal beroperasi pada oktober 2023 rata-rata volume penumpang whoosh sekitar 9.000 per hari. Saat ini, berdasarkan data Juli 2024 rata-rata perhari sudah mencapai 17-18 ribu per hari pada saat weekday dan 18-22 ribu penumpang per hari pada saat akhir pekan atau weekend dengan rekor tertinggi 24 ribu pada 5 Juli 2024.
Corporate Secretary PT KCIC, Eva Chairunisa, di Stasiun KA Cepat Whoosh Tegalluar, Bandung pada Senin, (9/10/2023). Foto: Widya Islamiati/kumparan

Kerugian WIKA

ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito, menjelaskan latar belakang kinerja keuangan perusahaan merosot di tahun 2023 yakni bermula sejak terjadinya infra boom di 2015, yang membuat WIKA berekspansi bisnis dan mendapat banyak penugasan.
"Kami mulai banyak ekspansi seperi properti dan penugasan Kereta Cepat Jakarta-Bandung sehingga mengalami peningkatan aset yang luar biasa dari sebelumnya Rp 15,9 triliun menjadi Rp 62 triliun pada 2019," ungkapnya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VI DPR, dikutip Jumat (12/7).
Perusahaan, kata dia, mengalami puncak penurunan kinerja keuangan pada tahun 2023 karena beban bunga yang tinggi akibat utang mencapai Rp 56 triliun secara konsolidasi.
Direktur Utama WIKA Agung Budi Waskito. Foto: Dok. PT Wijaya Karya
Agung menyebutkan, selain beban bunga yang tinggi, komponen lain yang memperberat kinerja keuangan WIKA di 2023 adalah kerugian dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) sebagai pemegang saham mayoritas KCJB.
ADVERTISEMENT
Adapun PSBI terdiri dari konsorsium beberapa BUMN yang memegang 60 persen saham PT KCIC yang merupakan operator KCJB. WIKA mengempit kepemilikan saham 38 persen dari PSBI.
"Memang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang memang dari penyertaannya saja sudah Rp 6,1 triliun, kemudian yang masih dispute atau belum dibayar sekitar Rp 5,5 triliun sehingga hampir Rp 12 triliun,” ungkap Agung.

Kementerian BUMN Bantah

Secara terpisah, Staf Khusus III Menteri BUMN, Arya Sinulingga, membantah Whoosh menjadi salah satu penyebab kerugian WIKA pada 2023. WIKA membukukan rugi bersih tahun berjalan Rp 7,12 triliun pada 2023, meroket dari rugi bersih pada 2022 senilai Rp 59,59 miliar.
Arya menegaskan kinerja Whoosh terus menunjukkan peningkatan kinerja secara bertahap. Ia mengatakan saat ini PT PSBI, konsorsium beberapa perusahaan yang terlibat dalam proyek KCJB terus meningkatkan operasionalnya secara bertahap.
ADVERTISEMENT
"Target kita kan 60-an trayek dia, bolak-balik setiap hari, sekarang masih 40-an, bertahap kan. Target awalnya itu mungkin 30-an, sekarang (penumpang) sudah 21 ribuan, enggak mungkin kan misalnya orang baru jualan masa langsung tercapai, dia bertahap tapi kan sekarang sudah bagus," kata Arya dikutip dari Antara, Selasa (16/7).
Arya menyampaikan saat ini KCJB masih terus berjalan dan proyeknya tidak mangkrak di tengah jalan. Sehingga tidak tepat jika disebut menyumbang kerugian.
"Bukan menyumbang kerugian, di mana-mana kan ada investasi dulu. Kalau misalnya bikin rugi, kereta cepatnya enggak jalan," ujar Arya.