Kedelai Mahal Lagi, Harga Tempe Tahu Naik Bulan Depan?

4 Agustus 2021 15:51 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perajin tempe memasukkan kedelai ke dalam cetakan tempe di tempat produksi tempe di kawasan Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/1/2021).  Foto: Didik Suhartono/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Perajin tempe memasukkan kedelai ke dalam cetakan tempe di tempat produksi tempe di kawasan Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/1/2021). Foto: Didik Suhartono/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Harga kedelai dunia kembali mengalami kenaikan. Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada minggu keempat Juli 2021 sebesar USD 14,33/bushels (Rp 8.924/kg landed price), naik sekitar 5,4 persen dibanding sebulan sebelumnya USD 13,60/bushels (Rp 8.526/kg landed price).
ADVERTISEMENT
“Fluktuasi harga kedelai dunia disebabkan komoditas kedelai asal Amerika Serikat yang masih belum memasuki masa panen. Sehingga, berdampak pada naiknya harga kedelai saat ini,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan dalam keterangan resmi, Rabu (4/8).
Ia mengimbau pelaku usaha tetap tenang. Oke menjelaskan, dampak kenaikan harga kedelai dunia baru akan terasa bulan mendatang. Dengan turunnya harga kedelai secara signifikan selama ini, para pengrajin tempe tahu diharapkan masih mendapatkan harga kedelai yang wajar dan terjangkau.
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan. Foto: Resya Firmansyah/kumparan
Fluktuasi harga ini diharapkan tidak menyurutkan para pengrajin tahu dan tempe untuk terus berproduksi agar masyarakat tetap dapat memenuhi kebutuhan proteinnya dengan baik.
Saat ini, secara umum harga kedelai di tingkat pengrajin di kota-kota besar dan sentra produksi utama kedelai sekitar Rp 10.000/kg. Sebagai pembanding, harga kedelai untuk pengrajin tahu tempe normalnya Rp 7.500/kg.
ADVERTISEMENT
Menurut Oke, ketersediaan kedelai secara nasional masih sangat mencukupi. Stok secara nasional masih sekitar 610 ribu ton dan cukup untuk tiga bulan mendatang.
“Kami memastikan ketersediaan stok kedelai dapat terus memenuhi keperluan industri tahu dan tempe. Untuk itu, kami mengimbau kepada pelaku usaha kedelai dan para pengrajin agar jangan khawatir dan tetap menjalankan kegiatan usahanya agar masyarakat dapat menikmati tahu dan tempe sebagai salah satu sumber protein dengan harga yang terjangkau,” tambah Oke.
Secara rutin Kementerian Perdagangan akan terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai dunia, baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga. Kemendag ingin memastikan harga kedelai di tingkat pengrajin tahu dan tempe serta harga tahu dan tempe di pasar berada di tingkat yang wajar.
ADVERTISEMENT