news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kemendag Harap Ekspor Jadi Pendorong Utama Pertumbuhan Ekonomi di 2021

4 Agustus 2021 18:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perajin menyelesaikan kerajinan anyaman rotan di salah satu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Senin (26/7/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Perajin menyelesaikan kerajinan anyaman rotan di salah satu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) kawasan Pasar Minggu, Jakarta, Senin (26/7/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kementerian Perdagangan (Kemendag) berharap ekspor bisa menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi di tahun ini. Adapun di kuartal I 2021, ekspor tumbuh 6,74 persen (yoy) dan memberikan andil tertinggi dalam pertumbuhan ekonomi menurut pengeluarannya.
ADVERTISEMENT
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengatakan, pihaknya akan terus mendorong pertumbuhan ekspor. Salah satunya dengan mendorong UMKM tembus pasar global.
“Kemendag punya 13 program kerja untuk mendukung UMKM Go Ekspor, mulai dari pendampingan desain produk dan standardisasi hingga pameran dan misi dagang. Perlu ada kebanggaan dan kecintaan terhadap produk dalam negeri juga,” ujar Jerry dalam keterangannya, Rabu (4/8).
Ia melanjutkan, produk dalam negeri harus mendapat tempat di pasar domestik. Menurutnya, dengan pembelian dan pemakaian dari masyarakat, produk dalam negeri bisa berkembang. Artinya, ada dukungan dan insentif dari pasar dalam negeri, sehingga produk domestik bisa terus meningkat dari segi standar dan kualitasnya.
“Kalau produk dalam negeri digunakan pasti produsen akan dapat untung. Dari situ akan ada insentif buat pengembangan produk dan kapasitas produksi. Pada gilirannya tentu akan makin bisa bersaing di pasar internasional,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kinerja perdagangan Indonesia juga menunjukkan kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada semester I 2021 surplus USD 11,86 miliar. Surplus tersebut tercatat jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan surplus di semester I 2020 yang saat itu mencapai USD 5,42 miliar.
“Tren bagus ini membuktikan keseriusan pemerintah dan pengusaha untuk meningkatkan kontribusi ekspor pada PDB nasional,” kata dia.
Sementara itu, Lembaga Penyelidikan Ekonomi Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2021. Pertumbuhan ekonomi diprediksi mencapai 6,4 persen.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan, proyeksi maksimal pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II 2021 bisa mencapai 6,7 persen.
ADVERTISEMENT
"Kita sampai pada estimasi bahwa di Q2 kita akan memiliki pertumbuhan sekitar 6,4 persen atau 6,45 persen dengan range antara 6,2-6,7 persen di Q2 ini," ujar Riefky dalam konpers LPEM FEB UI yang digelar virtual, Rabu (4/8).
Jika proyeksi sesuai, maka Indonesia resmi keluar dari resesi secara teknikal. Meskipun di kuartal III kemungkinan pertumbuhan ekonomi akan kembali melemah.
"Jadi kalau ini memang sejalan dengan angka yang keluar dengan BPS besok, ini secara official kita keluar dari definisi resesi teknikal karena kita sudah masuk ke teritori positif lagi," jelasnya.