Kementerian BUMN Jawab Penolakan Ahok: Jangan Bawa Politik ke Bisnis

18 November 2019 15:12 WIB
comment
94
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok datangi Kantor Menteri BUMN. Foto: Elsa Toruan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok datangi Kantor Menteri BUMN. Foto: Elsa Toruan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian BUMN sudah mengetahui adanya suara-suara penolakan terhadap Ahok, terkait rencana masuknya mantan Gubernur DKI Jakarta itu ke salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Informasi yang diperoleh kumparan dari dua sumber yang mengetahui masalah ini, Ahok diarahkan menjadi Komisaris Utama PT Pertamina (Persero).
ADVERTISEMENT
Menanggapi penolakan tersebut, Juru Bicara Kementerian BUMN Arya Sinulingga meminta, urusan politik tidak dibawa-bawa ke masalah bisnis.
"Saya sih clear, ini kan bisnis. Jangan bawa politik lah ke urusan bisnis. Jadi kita minta, kita harapkan teman-teman serikat pekerja lihat dulu pak Ahok masuk dimana. Lihat dulu pekerjaannya," kata Arya di Kantor Kementerian BUMN, Senin (18/11).
Rencana memasukkan Ahok ke Pertamina, tak mendapat sambutan positif dari Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB). Foto spanduk pernyataan dari FSPPB soal penolakan terhadap Ahok, menyebar melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp.
Serikat Pekerja Pertamina tolak Ahok. Foto: Dok. FSPPB
"Berkali-kali ganti direksi kami tak peduli. Tapi kedatangan biang kekacauan jadi musuh kami," demikian bunyi salah satu pernyataan di foto yang diperoleh kumparan dari Presiden FSPPB, Novriandi, Jumat (15/11).
ADVERTISEMENT
Menurut FSPPB, Ahok kerap membuat gaduh dan sikapnya tak terpuji. "Ini reaksi FSPPB, sudah terpasang di seluruh unit operasi," kata Novriandi.
Suara kritis juga dilontarkan mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan. "Apakah Ahok --ups, maafkan-- apakah BTP itu orang berprestasi Sehingga akan ditempatkan di salah satu BUMN? Rencana itu sangat sangat baik. Kalau BTP memang dianggap orang yang selama ini berprestasi. Lepas siapa pun ia. Apa pun pendidikannya. Di mana pun perjalanan karier sebelumnya," tulis Dahlan.
"Bagaimana kalau ada penilaian BTP itu hanya berprestasi dalam membuat kehebohan?" lanjut mantan Dirut PLN itu mempertanyakan.
Juru bicara TKN, Arya Sinulingga, yang saat ini menjabat sebagai Juru Bicara Kementerian BUMN. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Menanggapi hal itu, Arya menilai Dahlan Iskan juga suka bikin heboh. "Pak Dahlan ini waktu di PLN dan di sini bikin heboh kan? Bikin heboh juga. Mungkin pak Dahlan lupa bahwa dia juga suka buat kehebohan. Coba tanya beliau apakah ketika buat kehebohan makin bagus enggak apa yang dia pegang atau enggak?"
ADVERTISEMENT
Arya menegaskan, perusahaan-perusahaan BUMN sebagai korporasi, punya tingkat keberhasilan yang terukur. Salah satunya terkait untung rugi.
"Jadi saya pesan teman-teman pekerja jangan bermain politik. Apakah mereka mau urusan politik masuk dalam urusan bisnis mereka? Mereka siap enggak? Jangan lah," pungkas Arya menanggapi soal penolakan terhadap Ahok.