Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kementerian ESDM Optimistis 32 Proyek Smelter Rampung Tahun Ini
23 Februari 2023 14:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Pada tahun 2023, ditargetkan 32 smelter dapat selesai dengan 12 smelter terintegrasi dengan tambang dan 20 smelter independen atau stand alone," ujarnya saat Energy & Mining Outlook 2023 di Jakarta, Kamis (23/2).
Adapun saat ini, Irwandy mengungkap baru 21 smelter yang berhasil dibangun di Indonesia, di mana 5 smelter terintegrasi dengan tambang, dan 16 smelter independen. Mayoritas smelter tersebut untuk mengolah komoditas nikel.
Dia menuturkan, berdasarkan UU Minerba para pemegang izin usaha pertambangan (IUP) wajib membangun dan menyelesaikan fasilitas smelter sebagai bentuk hilirisasi yang berpotensi menumbuhkan industri hilir lainnya.
ADVERTISEMENT
"Meningkatkan devisa negara, perluasan tenaga kerja, dan multiplier effect lainnya, selain itu komoditas mineral memiliki peran penting dalam mendukung transisi energi," pungkasnya.
Ditemui usai acara, Irwandy menjelaskan tanggung jawab pembangunan smelter berada di dua kementerian, yaitu Kementerian ESDM untuk smelter yang terintegrasi dengan tambang dan Kementerian Perindustrian untuk smelter yang independen.
Dia pun mengantisipasi jika ada keterlambatan dari progres pembangunan smelter menjelang larangan ekspor berbagai bahan mentah mineral mulai tahun 2023 ini dengan merevisi kurva S.
"Semuanya sedang kita pantau, kita evaluasi semuanya dan kita akan langsung masukan dalam evaluasi Kurva S masing-masing," kata Irwandy.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba), Ridwan Djamaluddin, mengatakan pembangunan smelter selalu meningkat dari tahun ke tahun. Namun, realisasi di tahun 2022 hanya terbangun 5 smelter dari target 7 smelter.
ADVERTISEMENT
"Kita merencanakan di tahun 2023 ada 17 smelter baru, sebagian besar smelter nikel namun kita terus memantau pembangunan smelter-smelter pengolah komoditas yang lain," jelasnya saat konferensi pers, Selasa (31/1).
Ridwan melanjutkan, target pembangunan smelter yang sangat besar ini akan diiringi oleh upaya peningkatan pengawasan pemerintah. Hal tersebut lantaran semua smelter harus sudah selesai di tahun ini untuk menyerap produksi mineral mentah yang tidak bisa diekspor.
"Di tahun 2023 semua smelter harus sudah selesai, jadi artinya dari sejak awal sebenarnya sampai sekarang kita akan terus memperketat pengawasan terhadap kewajiban pembangunan smelter atau terhadap hilirisasi," tegas dia.