Kementerian ESDM Perkirakan Konsumsi Listrik PLN Turun 12 Persen saat Nataru

25 Desember 2022 16:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kunjungan kerja kesiapsiagaan Nataru Sekjen Kementerian ESDM, Plt Dirjen Gatrik, dan Kepala BPH Migas di LPG Terminal Tanjung Sekong, Banten, Minggu (25/12/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kunjungan kerja kesiapsiagaan Nataru Sekjen Kementerian ESDM, Plt Dirjen Gatrik, dan Kepala BPH Migas di LPG Terminal Tanjung Sekong, Banten, Minggu (25/12/2022). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan beban puncak konsumsi listrik PT PLN (Persero) menurun 12 persen selama libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru), jika dibandingkan beban puncak listrik saat keadaan normal.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian ESDM, Rida Mulyana, menjelaskan pemerintah bersama PLN memastikan ketersediaan dan rantai pasok energi, khususnya listrik masyarakat terpenuhi selama Nataru kali ini.
"Energi di sini mencakup tidak saja listriknya tapi juga kita pastikan rantai pasoknya berupa pasokan batu bara dan biomassa juga lancar," ujar Rida kepada wartawan di LPG Terminal Tanjung Sekong, Banten, Minggu (25/12).
Rida menyebutkan salah satu PLTU yang menjadi tulang punggung sistem kelistrikan Jawa Bali Madura (Jamali) yaitu PLTU Suralaya di Banten, bahkan memiliki hari operasi (HOP) hingga 36 hari, meski di tengah musim penghujan yang menghambat rantai pasok batu bara.
"Cuaca yang kita tidak bisa tawar makanya memerlukan mitigasi dan Alhamdulillah buktinya sampai saat ini khusus untuk Suralaya HOP-nya aman dan secara umum pasokan batu bara juga aman untuk seluruh Indonesia," terang Rida.
ADVERTISEMENT
Meski pasokan batu bara atau pelayanan untuk kelistrikan dalam kondisi aman, Rida mengungkapkan kondisi ini tidak diimbangi dengan permintaan atau konsumsi listrik masyarakat yang malah menurun selama libur Nataru.
"Kalau listrik kan banyak orang terutama industri yang libur, kemudian konsumsinya relatif menurun 12 persen, itu dari kondisi normal, dari beban puncak normal ya," jelas Rida.
Sejumlah pekerja memperbaiki jaringan listrik di Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (25/5/2021). Foto: Aloysius Jarot Nugroho/Antara Foto
Lebih lanjut, Rida menuturkan beban puncak pada kondisi normal tahun ini kurang lebih 28-29 ribu megawatt (MW) di sistem Jamali. Angka tersebut sudah melampaui beban puncak listrik sebelum pandemi COVID-19, yaitu 26 ribu MW.
"Artinya nanjak terus, ya alhamdulilah untuk pasokan batu bara khususnya listrik itu kita bisa katakan aman," tutur Rida.
Sebelumnya, PT PLN (Persero) mencatat kenaikan penjualan listrik secara kumulatif sampai dengan bulan November 2022 mencapai 250,4 Terawatt Hour (TWh), di mana secara tahunan (year on year/yoy) tumbuh sebesar 6,61 persen.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan pemulihan ekonomi menjadi salah satu pendorong pertumbuhan listrik di tahun ini. Ia menjelaskan konsumsi listrik di sektor rumah tangga masih mendominasi, meski dari sisi industri dan bisnis sudah jauh lebih baik dibandingkan masa pandemi kemarin.
"Ini menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami PLN tentu siap mendukung pertumbuhan ekonomi dengan pasokan listrik yang andal sehingga khususnya sektor Industri dan Bisnis bisa bersaing dan makin tumbuh," ujar Darmawan melalui keterangan resmi, Sabtu (24/12).
Darmawan merinci, sektor yang berkontribusi paling besar pada konsumsi listrik di tahun 2022 adalah segmen rumah tangga, sebesar 106,23 TWh (42,43 persen). Kemudian disusul segmen industri sebesar 81,17 TWh (32,42 persen), segmen bisnis sebesar 43,99 TWh (17,57 persen), segmen sosial sebesar 9,18 TWh (3,67 persen), dan segmen publik sebesar 7,82 TWh (3,13 persen).
ADVERTISEMENT