Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kementerian ESDM Ungkap Dana JETP Baru Masuk Rp 7,7 T untuk Proyek Panas Bumi
21 Agustus 2024 17:05 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, menyebut pendanaan tersebut berasal dari Uni Eropa dan International Partners Group (IPG) yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
"Ada dua tuh dari Uni Eropa, sudah dengan SMI (BUMN PT Sarana Multi Infrastruktur), kemudian yang setelah lagi dari IPG, dari United States. Uni Eropa kalau tidak salah USD 500 juta," ungkapnya saat ditemui di St. Regis Jakarta, Rabu (21/8)
Dadan mengatakan, pendanaan tersebut langsung disalurkan kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), sebagai pengelola dana JETP, untuk proyek panas bumi (geothermal).
"Kemudian diarahkan juga ke SMI untuk proyek geothermal. Kan itu yang ditunjuk sama pemerintah untuk yang di SMI," lanjutnya.
JETP merupakan kesepakatan bernilai USD 20 miliar atau Rp 310 triliun ini merupakan pendanaan iklim terbesar di dunia, yang diluncurkan saat KTT G20 Indonesia oleh pemerintah dan kelompok negara yang tergabung dalam International Partners Group (IPG) yang dipimpin Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
ADVERTISEMENT
Selain AS dan Jepang, IPG juga beranggotakan Kanada, Denmark, Uni Eropa, Jerman, Prancis, Norwegia, Italia, Inggris. Dokumen CIPP telah disepakati dalam joint statement sebagai dokumen teknis yang akan menjadi panduan pelaksanaan kemitraan ini.
Sebelumnya, Dadan mengungkapkan salah satu proyek yang akan segera didanai JETP adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Milik PT Medco Power Indonesia. Meski begitu, dia tidak membeberkan proyeknya secara spesifik.
"Panas Bumi yang ada di Medco sekarang dalam proses finalisasi untuk mengalirkan dana dari salah satu member dari JETP tersebut," jelasnya.
Dana JETP tersebut, lanjut dia, diharapkan bisa mendorong pembahasan pengembangan proyek EBT tidak hanya dari sisi komitmennya, namun juga bisa lebih teknis dan implementatif sehingga bisa segera dieksekusi.
ADVERTISEMENT