Kementerian PUPR: Pandemi Bikin 2 Miliar Orang Tak Bisa Akses Air Minum Layak

7 Februari 2023 11:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga antre untuk mengisi botol dengan air minum usai infrastruktur sipil kritis terkena serangan rudal Rusia di Kiev, Ukraina. Foto: Valentyn Ogirenko/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Warga antre untuk mengisi botol dengan air minum usai infrastruktur sipil kritis terkena serangan rudal Rusia di Kiev, Ukraina. Foto: Valentyn Ogirenko/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau Kementerian PUPR menggelar Seminar I Sub Tema Water and Innovative Finance di Fairmont Jakarta, hari ini, Selasa (7/2). Seminar ini rangkaian agenda road to World Water Forum ke-10 tahun depan.
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Program World Water Forum ke-10, Arie Setiadi mengatakan respons dunia global sangat positif menyambut World Water Forum ke-10 di Indonesia. Apalagi isu tentang air saat ini menjadi sangat vital di dunia dan dunia memiliki visi yang sama untuk pengelolaan air lebih baik.
"Dalam enam tema yang dibahas di World Water Forum, pertama adalah air untuk manusia dan lingkungan, lalu ada kaitannya dengan keamanan air, risiko bencana air, lalu kaitannya dengan diplomasi air, dan terkait dengan pembiayaan air inovatif, dan terkait sains dan teknologi. Spektrumnya begitu luas dan ini kita bahas karena air sangat penting," kata Arie di Fairmont Hotel, Jakarta, Selasa (7/2).
Wakil Ketua Program World Water Forum ke-10, Arie Setiadi membuka Seminar I Sub Tema Water and Innovative Finance di Fairmont Hotel Jakarta dalam rangkaian World Water Forum ke-10 di Fairmont, Jakarta, Selasa (7/2/2023). Foto: Akbar Maulana/kumparan
Arie menjelaskan, secara global saat ini tantangan yang muncul imbas dari pandemi COVID-19 adalah sebanyak 2 miliar orang tidak memiliki akses ke layanan air minum yang dikelola dengan aman. Sementara 2,3 miliar orang tidak memiliki fasilitas cuci tangan dasar di rumah mereka, dan 3,6 miliar orang tidak memiliki akses ke layanan sanitasi yang dikelola dengan aman.
ADVERTISEMENT
Ketika perubahan iklim memburuk, kualitas air menurun dan berpotensi menyebabkan bencana terkait air. Hal itu akan menelan biaya ekonomi global hingga USD 5,6 triliun.
"Kita tertinggal, tantangan kita sangat jauh. Akses kita ke air minum dan air bersih relatif sangat kecil. Tantangan terhadap bencana air. Ini yang ke depan harus kita hadapi," jelas dia.
Seminar hari ini mengusung tema dukungan pemerintah dan swasta untuk infrastruktur air. Arie mengatakan, tantangan air global yang dihadapi saat ini tidak bisa diatasi dengan pendekatan pembiayaan yang biasa, perluas ada terobosan dan inovasi.
"Tantangan kita berat karena perubahan iklim, pertumbuhan penduduk, urbanisasi, ini membuat tantangan kita makin besar dan kita harus melakukan inovasi-inovasi. Jadi kita tidak bisa melakukan yang seperti dulu-dulu," pungkas dia.
ADVERTISEMENT
Adapun World Water Forum ke-10 dilaksanakan pada 18-24 Mei 2024 di Bali, mengusung tema Water for Shared Prosperity dengan membawa harapan bahwa World Water Forum menjadi ajang berbagai pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk berbagi pengalaman dan inovasi merespons berbagai tantangan pengelolaan air secara global