Kenaikan Biaya Urus STNK Penyebab Utama Inflasi Januari 2017

1 Februari 2017 13:05 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Warga mengisi formulir perpanjangan STNK (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengisi formulir perpanjangan STNK (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Laju inflasi Indonesia sepanjang Januari 2017 tercatat mencapai 0,97 persen, naik dari Desember 2016 yang hanya 0,42 persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), penyebab inflasi pada bulan paling tinggi berasal dari sektor transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan dengan andil 2,35 persen.
ADVERTISEMENT
Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan komponen yang paling mengerek tingkat inflasi adalah kenaikan harga biaya pengurusan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), tarif dasar listrik, dan tarif pulsa telepon seluler.
“Komoditas yang berikan andil adalah biaya perpanjangan STNK 0,23 persen, tarif pulsa ponsel 0,14 persen, dan penyesuaian harga BBM sebesar 0,08 persen," kata Suhariyanti dalam konferensi pers di kantor BPS, Jakarta, Rabu (1/2).
Penyumbang inflasi lainnya berasal dari sektor perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,09 persen. Sedangkan sektor bahan makanan andilnya mencapai 0,66 persen. Beberapa komoditi seperti kenaikan harga cabai rawit juga memberikan menyumbang 0,10 persen terhadap inflasi.
"Sektor sandang menyumbang 0,33 persen dan sektor pendidikan, rekreasi, serta olahraga menyumbang 0,12 persen terhadap inflasi umum," katanya.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ada beberapa komoditas sebagai penahan inflasi atau mengalami penurunan harga, antara lain cabai merah, bawang merah, tarif angkutan udara, tomat sayur, dan semen. "Cabai merah sebesar 0,08 persen, bawang merah 0,06 persen, dan tomat sayur sebesar 0,01 persen," ujarnya.