Kenaikan Harga Beras Jadi Penyebab Utama Inflasi Desember 2017

2 Januari 2018 15:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
BPS Konpers Inflasi November 2017 (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
BPS Konpers Inflasi November 2017 (Foto: Nicha Muslimawati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Desember 2017 sebesar 0,71% month to month (mtm) dan sebesar 3,61% year on year (yoy). Angka inflasi ini lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sebesar 0,42% (mtm) dan 3,02% (yoy).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, laju inflasi selama tahun 2017 ini masih dalam target pemerintah yakni sebesar 4 plus minus 1% atau 4,3% (yoy).
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan ada dua penyebab utama inflasi pada bulan lalu, yakni bahan makanan dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan. Bahan makanan sendiri menyumbang andil inflasi Desember 2017 sebesar 0,46%.
Beberapa komoditi bahan makanan yang menyebabkan inflasi yakni kenaikan harga beras, ikan segar, dan telur ayam ras masing-masing andilnya sebesar 0,08%. Disusul oleh daging ayam ras dan cabai merah yang mengalami inflasi sebesar 0,06%. Sementara cabai rawit dan wortel andilnya sebesar 0,01-0,02%.
"Namun ada sumbangan terhadap deflasi, yakni bawang merah sebesar 0,01%," ujar Suhariyanto saat ditemui di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (2/1).
ADVERTISEMENT
Untuk komponen bahan makanan jadi, terjadi inflasi sebesar 0,3% dan andilnya terhadap inflasi Desember 2017 sebesar 0,05%. Hal ini karena adanya kenaikan harga untuk nasi dan lauk pauk, rokok kretek dan rokok kretek filter.
Pedagang beras di Pasar Tradisional Pasar Minggu (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang beras di Pasar Tradisional Pasar Minggu (Foto: Ela Nurlaela/kumparan)
Komponen perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar mengalami inflasi sebesar 0,17% dan andilnya terhadap inflasi Desember 2017 sebesar 0,04%. Menurut dia, hal ini karena adanya isu kelangkaan elpiji 3 kg beberapa waktu lalu.
"Penyebab komponen perumahan air listrik gas dan bahan bakar ini karena ada isu kelangkaan elpiji 3 kg sehingga terjadi kenaikan harga elpiji di 60 kota IHK," jelasnya.
Komponen sandang menyumbang inflasi Desember 2017 sebesar 0,01%. Sementara komponen transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan andilnya sebesar 0,14%.
ADVERTISEMENT
Suhariyanto menjelaskan, komponen transportasi ini lebih disebabkan oleh meningkatnya harga angkutan udara pada bulan lalu sebesar 0,9%. Ini karena adanya Hari Natal dan Tahun Baru 2018, di mana permintaan transportasi cukup tinggi.
"Kenaikan tarif angkutan udara 0,9% karena meningkatnya permintaan saat Natal dan Tahun Baru. Sementara kereta api 0,2% dan tarif angkutan antarkota 0,01%. Jadi ini lebih dipicu kenaikan angkutan udara," tambahnya.
Pola Inflasi Berubah
Suhariyanto menyebut, penyebab inflasi tahun 2017 dengan 2016 mengalami perubahan. Pada tahun 2016, pola inflasi dipengaruhi oleh bahan makanan atau volatile food, sementara pada tahun 2017 bahan makanan tidak lagi mempengaruhi inflasi.
Hal tersebut menurutnya karena pemerintah dan bank sentral terus melakukan reformasi untuk mengendalikan inflasi.
ADVERTISEMENT
"Inflasi 2016 lebih terjadi karena volatile food, kenaikan harga bahan makanan dan makanan jadi, tapi 2017 patternnya berubah, volatile food tidak berpengaruh besar," katanya.
"Pemerintah menyadari ada kebijakan reformasi subsidi yang lebih tepat sasaran yaitu kenaikan tarif listrik 900 VA dari Januari 2017. Dan itulah yang mewarnai pergerakan inflasi 2017. Sementara volatile foodnya lumayan sukses dan perlu dijaga terus," dia menambahkan.