Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Kerja Cuma 2 Jam Bisa Raup Gaji Rp 5 Juta, Pekerja Bawah Air Perlu Pembinaan K3
30 November 2023 9:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip data Ditjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), gaji pekerja bawah air dengan lisensi welder (pengelasan) misalnya, bisa mencapai Rp 5 juta per hari untuk pekerjaan 2 jam saja.
Di luar kompensasi yang besar, risiko tinggi bagi pekerja-pekerja profesional bawah air tersebut juga membawa konsekuensi perlunya pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Profesi itu diperlukan di sektor infrastruktur, transportasi, kelautan, hingga industri migas. Standar profesi, kompetensi, serta aspek pembinaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perlu menjadi perhatian.
Perkumpulan Keselamatan dan Kesehatan Pekerja Dalam Air Indonesia (PK3DAI) menyatakan, hal tersebut sesuai dengan amanat SK Dirjen Pembinaan dan Pengawasan Ketenagakerjaan No.64/PKK/XI/2013 tentang Pedoman Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pekerjaan Penyelaman Dalam Air (Underwater Work).
ADVERTISEMENT
Untuk itu PK3DAI bersama dengan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) dan BUMN migas, PT Pertamina, meluncurkan program pembinaan pekerja selam kelas-2 di kompleks perkantoran Pertamina Trans Kontinental, Jakarta.
“Kegiatan hari ini diharapkan menjadi awal kerja sama kita ke depan untuk meningkatkan sumberdaya pekerja selam Indonesia yang dapat terselenggara atas dukungan Kementerian Tenaga Kerja. Sekaligus menjadi sinyal positif bahwa, PT Pertamina selaku main player BUMN mengadopsi skema ini,” kata Ketua PK3DAI, Basuki Rahmad, melalui pernyataan resmi, Kamis (30/11).
Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak Senin (27/11) hingga hari ini, diikuti oleh 13 peserta. Yakni 3 orang dari PT Pertamina, 8 orang dari perusahaan jasa K3 (PJK3), dan 2 orang dari pengurus asosiasi PK3DAI.
Basuki menjelaskan, peserta dari kegiatan pembinaan ini akan diproyeksikan menjadi calon instruktur yang selanjutnya akan di-standardisasi melalui skema pelatihan tertentu dan akan diajukan kepada Kemenaker agar diangkat dan diberi kewenangan untuk menjadi ujung tombak pembinaan pekerja selam Indonesia di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Saat ini permintaan pekerja selam semakin meningkat seiring dengan hilirisasi hampir di seluruh sektor industri yang terkait dengan lingkungan air dan laut. Apalagi, skema K3 wajib dipenuhi oleh industri berskala besar dan berisiko tinggi.
“Pembangunan sektor maritim masih terbuka lebar dan akan menjadi sektor penyerap tenaga kerja. Maka dengan membangun ekosistem pekerja selam K3 ini akan meningkatkan daya saing dan mengurangi ketergantungan kepada tenaga kerja asing,” tambah Basuki.
Dalam skema K3, pembinaan pekerja selam diperlukan untuk meningkatkan kesadaran keselamatan kerja bagi tenaga kerja itu sendiri. Dengan adanya pembinaan, tenaga kerja akan memiliki lisensi berupa dapat bekerja di wilayah hukum Indonesia serta terjamin haknya sebagai tenaga kerja yang dilindungi asuransi BPJS Ketenagakerjaan.
ADVERTISEMENT
Basuki menuturkan, lisensi pekerja selam dalam skema K3 akan diberikan secara berjenjang, yaitu pekerja selam kelas-1, pekerja selam kelas-2, dan pekerja selam kelas-3. Pada jenjang kelas 1, pekerja selam adalah tenaga kerja yang telah memiliki sertifikasi selam dasar yang dikeluarkan oleh agensi selam nasional maupun internasional.
Pada jenjang tersebut, pekerjaan dapat ditunjang hanya dengan peralatan kerja berupa SCUBA (self-contained breathing apparatus) dan perangkat tangan atau handy tools serta kedalaman lingkungan kerja tidak lebih dari 30 meter di bawah permukaan air.
Sedangkan pada jenjang kelas 2, mensyaratkan lisensi kelas 1 yang dilanjutkan dengan kompetensi penggunaan peralatan kerja SSBA (surface supplied breathing apparatus) dan mampu mengoperasikan alat kerja mekanis atau power tools.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya jenjang kelas 3 adalah tenaga pekerja bawah air dengan menggunakan alat kerja bell-diving. “Tetapi untuk di level ini sudah banyak juga peralatan robotic seperti ROV, sehingga saat ini kami akan fokuskan dulu sampai di jenjang kelas-2,” pungkasnya.