Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Praktik illegal fishing atau pencurian ikan masih mengancam berbagai negara di belahan dunia. Ancaman tersebut telah menimbulkan kerugian yang tak sedikit, terlebih untuk negara maritim seperti Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut CEO Indonesian Justice Initiative (IOJI), Mas Achmad Santosa, setidaknya Indonesia mengalami kerugian mencapai USD 4 miliar per tahun atau setara Rp 56,13 triliun.
"Di Indonesia sendiri, besar kerugian yang dialami negara dari praktik illegal fishing setidaknya USD 4 miliar per tahun," ujarnya kepada kumparan, Senin (8/6).
Sementara estimasi untuk kerugian praktik illegal, unreported and unregulated (IUU) fishing mencapai USD 15,5 miliar sampai USD 36,4 miliar dari 11-26 juta ton ikan yang ditangkap. Khusus di wilayah Samudera Pasifik, mencapai 4-7 juta ton per tahun dengan nilai USD 4,3 miliar hingga USD 8,3 miliar.
Dia menjelaskan, setidaknya terdapat tiga faktor pendorong maraknya IUU Fishing. Mulai dari motivasi untuk mendapatkan profit ekonomi yang besar, governance yang lemah, hingga penegakan hukum.
ADVERTISEMENT
"Indonesia sering kali menjadi locus praktik IUU Fishing, antara lain adalah karena wilayah laut negara lain sudah mengalami overexploitation. Sehingga kapal asing banyak yang menangkap ikan di Indonesia secara ilegal yang masih kaya akan sumber daya perikanan," jelasnya.
Padahal sebagai negara yang dua pertiga wilayahnya merupakan laut, Indonesia sangat bergantung pada sektor perikanan. Ia mengatakan, 60 persen sumber protein untuk pemenuhan gizi anak Indonesia didapatkan dari produk perikanan.
Selain itu, konsumsi ikan per kapita di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari 32,25 kilogram/kapita pada 2011, menjadi 50,49 kg/kapita tahun 2018.
"Selain itu, sektor perikanan menyediakan lapangan kerja yang luas. Artinya, keberlanjutan sektor perikanan harus terus dijaga agar pemanfaatannya dapat dinikmati dan memenuhi kebutuhan pangan generasi sekarang maupun generasi masa depan," pungkasnya.
Terima kasih atas animo peserta Webinar Illegal Fishing yang sangat tinggi. Bagi Anda yang tidak dapat mendaftar karena kapasitas sudah terisi penuh, dapat menyimak diskusi di kumparan.com pada Jumat (12/6).
ADVERTISEMENT